Berbagai Pertimbangan IKN Pindah dari Jakarta ke Kaltim

Desain Garuda untuk Istana Negara di Ibu Kota Negara Baru.
Sumber :
  • Tangkapan kamera @suharsomonoarfa.

VIVA – Perpindahan Ibu Kota Negara (IKN) Indonesia dari DKI Jakarta ke Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur (Kaltim) bukan tanpa alasan yang berarti. Perpindahan ini berdasarkan pada banyak pertimbangan, salah satunya adalah menciptakan pusat pertumbuhan baru. Seperti yang disampaikan oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu. Menurutnya, penduduk Indonesia terkonsentrasi di Pulau Jawa. Pulau Jawa ditempati oleh 56 persen penduduk Indonesia, atau sebanyak 156 juta penduduk mendiami wilayah Pulau Jawa. 

Gara-gara Tiket Pesawat Mahal, 20% Pekerja di IKN Belum Balik Usai Mudik Lebaran

Kondisi ini selain manjadi beban bagi Pulau Jawa khususnya DKI Jakarta dan Jabodetabek, juga pembangunan dan roda perekonomian akan terkonsentrasi di Pulau Jawa. Akibatnya penduduk di luar Pulau Jawa akan lambat tersentuh pembangunan. “Kondisi ini juga akan memperparah tingkat kesenjangan pembangunan antar penduduk dan antar wilayah,” kata Jokowi.

Selain itu, Ibu Kota Negara (IKN) yang baru diharapkan menjadi intelligent city yang dapat diadopsi oleh daerah-daerah lain di tanah air. Sebagaimana telah disampaikan oleh Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan. Menurutnya, jika IKN ini mampu melaksanakan dan mewujudkan visinya sebagai daerah intelligent city, maka akan menjadi role model bagi daerah lain di seluruh tanah air. 

Kendaraan Hidrogen Siap Melesat di Ibu Kota Nusantara

“Penerapan intelligent city di daerah-daerah di Indonesia ini menjadi penting diwujudkan dalam upaya menigkatkan kualitas sumber daya manusia dengan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan,” kata BG sapaan Budi Gunawan.

“Meskipun Indonesia mengenal dan berusaha untuk mengimplementasikan intelligent city beberapa tahun terakhir dan tergolong baru, namun banyak daerah yang telah mengusung kota atau daerah intelligent city, meskipun belum sepenuhnya berhasil,” ujarnya menambahkan.

Dapat Restu Perbankan, Waskita Karya Pede Restrukturisasi Keuangan Efektif di Semester I-2024

Lokasi Ibu Kota Negara (IKN) di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur

Photo :
  • Antara

Menurut BG, penerapan konsep intelligent city juga sekaligus upaya untuk menyejajarkan dengan Ibu Kota Negara lain yang telah mengusung kosep serupa. Seperti Putrajanya-Malaysia yang telah mengusung intelligent city, Kota otonom Sejong-Korea Selatan dengan Eco-City, atau Smart City yang telah direncanakan oleh calon Ibu Kota Baru Mesir, El Alamein.

BG juga menjelaskan bahwa gagasan intelligent city telah diterapkan di berbagai negara dan kota maju di dunia dan telah berhasil meningkatkan kualitas hidup masayarakat dunia yang hidup di berbagai kota dari seluruh penjuru dunia. Kunci keberhasilan intelligent city adalah kemampuan mengembangkan dan menerapkan teknologi yang notabene sebagai pondasinya.

Lebih jauh, BG juga menjelaskan tentang konsep intelligent city, yaitu konsep smart city yang ditambahkan dengan upaya untuk mengubah/mentransformasi komunitas untuk menjadi lebih baik, lebih kreatif, dan terlibat dalam proyek-proyek pengembangan komunitas pintar yang dapat mendorong terciptanya suasana kota yang saling terkoneksi melalui dukungan teknologi.

Masih menurut BG, intelligent city sejalan dengan visi IKN yaitu ‘Smart, Green, Beautiful, dan Sustainable’. Visi tersebut diterjemahkan melalui pengembangan kota yang  berdampingan dengan alam melalui konsep forest city, serta smart and intelligent city. Melalui visinya diharapkan IKN dapat menjadi kota yang mengedepankan inklusi sosial dan modern, dengan tetap memperhatikan kelestarian dan  keberlanjutan lingkungan.

Tidak hanya sebagai prototype bagi daerah lain dalam mengembangkan intelligent city, IKN juga dapat mendorong lahirnya kepala daerah terbaik dengan visi teknokratik untuk meniru Nusantara sebagai benchmark nasional. “Keberhasilan pemimpin IKN juga akan menjadi teladan bagi pemimpin daerah lain dalam menyelenggarakan pemerintahannya,” ujarnya.

Maket dari pemenang desain Ibu Kota Negara Baru.

Photo :
  • VIVAnews/Fikri Halim

Selain itu, menurutnya, pendirian IKN saat ini merupakan momen yang tepat di tengah Indonesia memilik bonus demografi. Pada satu sisi, bonus demografi yang ditandai dengan penambahan penduduk usia produktif merupakan window of opportunity (keuntungan) yang tidak terelakan bagi Indonesia. Peningkatan usia produktif akan menggerakan roda perekonomian dan meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto).

Namun di sisi lain, menurut BG bonus demografi bisa menjadi beban dan boomerang apabila usia produktif memiliki kompetensi rendah dan tidak difasilitasi dengan lapangan kerja yang memadai. Melalui pembangunan IKN baru maka dapat mencegah terjadinya brain drain (kehilangan sumber daya produktif) di tengah bonus demografi ini.

“IKN barusaha menciptakan pusat pertumbuhan baru yang dapat bermafaat bagi penyerapan banyak tenaga kerja sehingga brain drain dapat dicegah” Budi menambahkan.

Selain itu, terdapat dua pertimbangan utama mengapa Kutai Kartanegara-Kalimantan Timur dipilih sebagai Ibu Kota baru, yaitu alasan geografis dan pemerataan pembangunan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Ketua Umum Persekutuan Suku Asli Kalimantan (PASAK) Surpani, secara geografis Kalimantan Timur berada di tengah Indonesia bagian barat dan timur dan berada di jalur khatulistiwa. 

Di samping itu, Kalimantan Timur juga memiliki wilayah yang luas untuk dikembangkan menjadi Ibu Kota modern dan profesional. Selain itu, Kalimantan Timur juga tidak berada di lempengan gempa sehingga jarang terjadi bencana.

“Posisi Kalimantan Timur juga diharapkan memperkuat kedudukan Indonesia sebagai negara maritim. Dengan begitu dapat mendukung perkembangan ekonomi berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Surpani.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya