Kepala BIN Bicara Potensi Nasional soal Pendanaan Pembangunan IKN

Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Kabar mundurnya SoftBank dari rencana investasi di Ibu Kota Negara (IKN), menjadi senjata baru bagi kalangan yang sejak awal pesimis akan pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur. 

Summarecon Bakal Bangun Sekolah Al Azhar di IKN seluas 2,9 Hektare

Berita SoftBank mundur dari IKN Nusantara mencuat akhir pekan lalu setelah Nikkei Asia menurunkan pernyataan resmi perusahaan pembiayaan asal Jepang ini, Jumat, 11 Maret lalu. 

Tantangannya sekarang, bisakah Pemerintah mendapatkan sumber pembiayaan selain dari luar negeri? Terlebih di saat perekonomian dunia sedang susah karena pandemi yang disusul dengan perang di Ukraina. Padahal, proses pembangunan IKN sudah segera mulai. 

Tegaskan Lanjut Bangun IKN, Prabowo: Kita Harus Investasi Lebih Banyak Selamatkan Jakarta

Melihat itu, Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin), Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan memaparkan, solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut yakni dengan mencari sumber pembiayaan di dalam negeri. 

Menurutnya, diskusi tentang rencana investor asing masuk ke IKN dan berita kemunduran SoftBank, seakan melupakan potensi pembiayaan dalam negeri. 

OIKN Fasilitasi Ritual Adat Dayak dan Paser, Minta Restu Pembangunan IKN

“Ini proyek strategis nasional dan merupakan keputusan historis Bangsa untuk meraih cita-cita Nasional, tidak selayaknya diwacanakan seakan tergantung pada pendanaan Asing,” kata Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Jumat, 18 Maret 2022.

Budi Gunawan menerangkan, Indonesia seharusnya kembali berorientasi pada endogenous growth, ketimbang exogenous growth. Pasalnya, orientasi endogenous growth setidaknya digunakan dalam tiga aspek pembangunan IKN Nusantara. 

Poin pertama, kapital; Indonesia seharusnya mengutamakan pembiayaan dari perbankan nasional yang sebenarnya over-liquid

Kedua, tenaga kerja; Indonesia memiliki digital talent yang luar biasa. Berdasarkan data Startup Ranking 2021, Indonesia berada di urutan lima besar Dunia. Unicorn di Tanah Air bertambah dari 4 pada 2020 menjadi 8. Indonesia hanya dikalahkan AS, India, Inggris, dan Kanada. 

“Banyak yang tidak memberi perhatian, kita sebenarnya memiliki angkatan digital talent yang sangat cemerlang dan massif. Ini generasi masa depan; mereka sangat sensitif pada green economy, berfikir fleksibel, sustainable. Mereka harus menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan IKN Nusantara nanti melalui industri kreatif, light manufacturing, green economy,” paparnya. 

Ketiga, teknologi; Indonesia sesungguhnya sangat mumpuni mewujudkan IKN Nusantara sebagai smart forest city, modern, inklusif, dan berperadaban maju. Tidak hanya hasil inovasi di Kementerian PUPR, berbagai perguruan tinggi terbaik Indonesia juga punya banyak patent, teknologi, yang sangat memadai untuk membangun kota baru IKN Nusantara. 

“SDM serta teknologi kita sangat mumpuni. Ini justru kesempatan mempromosikan mereka, dan akan menjadi nilai tambah IKN Nusantara, karena dibangun dengan visi, rancang-bangun, tenaga, hingga teknologi kita sendiri,” pungkas Budi Gunawan.

Baca juga: Softbank Batal Investasi di IKN, Fraksi PKS: Jangan Perbesar APBN

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya