- Syaefullah/VIVA.
VIVA – Majelis Ulama Indonesia angkat bicara soal informasi yang beredar di masyarakat, bahwa biaya sertifikasi di Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) lebih murah dibandingkan sertifikasi ketika di MUI.
Ketua Majelis Ulama Indonesia Bidang Fatwa, Asrorun Niam Sholeh mengatakan, sebetulnya biaya sertifikasi halal di BPJPH lebih mahal dibandingkan ketika sertifkasi di MUI.
"Jatuhnya bisa lebih mahal. Ini yang bisa dipahami secara utuh. Yang satu all in, yang satu tidak," kata Asrorun Niam Sholeh di Jakarta, Jumat, 18 Maret 2022.
Ia menuturkan, tidak bisa dibandingkan biaya sertifikasi halal di BPJPH yang jumlahnya Rp650 ribu dengan biaya sertifikasi di MUI sebesar Rp4 juta. Sebab, biaya di MUI sudah mencangkup semuanya. Sedangkan tarif sertifikasi halal di BPJPH masih ada biaya lagi.
"Yang Rp4 juta (tarif di MUI) kemarin all in, jadi enggak apple to apple membandingkan Rp4 juta dan Rp650 ribu," katanya.
Logo Halal yang baru dirilis Kemenag
- MUI
Alasan kenapa biaya sertifikasi halal di BPJPB lebih mahal, kata dia, untuk biaya di BPJPH sebesar Rp650, yakni sebanyak Rp300 ribu masuk sebagai biaya administrasi di BPJPH. Sedangkan, Rp350 untuk Lembaga Pemeriksa Halal (LPH).
"Rinciannya Rp650 ribu, Rp300 ribu masuk uangnya di BPJPH, Rp350 ribu masuk untuk kepentingan LPH untuk pemeriksaan," ungkap Asrorun.
Akan tetapi, ia menambahkan, biaya itu di luar kepentingan akomodasi, biaya auditor, hingga uji laboratorium yang harus dibayarkan pemohon sertifikasi halal.
"Itu kepentingan langsung di luar kepentingan akomodasi, transport auditor, pada saat melakukan pemeriksaan. Uji laboratorium di luar itu," ujarnya.
