Penyebab Utama Jemaah Haji yang Meninggal karena Kardiovaskular

Foto Arsip: Kedatangan jemaah haji di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Sherly (Tangerang)

VIVA Nasional – Menurut Data Sistem Informasi dan Koputerisasi Haji Terpadu, Kementerian Agama tercatat sebanyak 83 jemaah haji meninggal dunia hingga Senin, 1 Agustus 2022. Jemaah yang meninggal mayoritas mengalami kambuhan penyakit kardiovaskular yang diidap.

Meriah, Puluhan Ribu Jemaah Saksikan Peragaan Batik dan Launching Senam Haji Indonesia

Penyebab kematian terbanyak karena kardiovaskular. Ini pemicunya bukan hanya karena punya komorbid jantung atau hipertensi atau diabetes, bisa juga tanpa komorbid, tapi karena kelelahan dan juga karena usia sehingga terkena serangan jantung,” jelas Imran Saleh selaku Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) kepada tim Media Center Haji (KKHI).

Jemaah Haji Indonesia

Photo :
  • MCH 2022
Penasaran Senam Rahasia Jemaah Haji? Yuk, Intip 28 Ribu Jemaah Beraksi!

Para jemaah haji tersebut mengalami kelelahan pascapuncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Ditambah, sebanyak 63 persen jemaah haji Tanah Air yang berangkat haji memiliki risiko tinggi.

Yang kami maksud jemaah risti adalah baik dari sisi umur usia di atas 60 tahun walaupun tanpa penyakit, itu termasuk risti. Karena kemampuan adaptasi terhadap lingkungan yang ekstrem berkurang di usia itu,” katanya.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Risti berikutnya adalah mereka yang memiliki penyakit komorbid baik yang di atas 60 dan di bawah 60,” tambahnya.

Ribuan Jemaah Haji Tawaf Wada Usai Sholat Subuh

Photo :
  • MCH 2022/Susanto

Imran Saleh menjelaskan bahwa pihak kesehatan telah memastikan untuk mengecek kondisi sejak jemaah haji di Tanah Air. Tetapi, karena perubahan suhu, lingkungan dan kegiatan yang padat, membuat jemaah haji yang memiliki komorbid mengalami kekambuhan. 

Tapi ketika berada di Arab Saudi tentu ini ada perubahan dan perubahan dalam aktivitas lebih berat sehingga bisa saja terjadi kambuh penyakitnya,” tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya