Makkiyah Putri Kiai As’ad Syamsul Arifin Wafat

Poster ucapan duka atas wafatnya Nyai Makkiyah binti KHR As’ad Syamsul Arifin yang tersebar.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA Nasional – Kabar duka datang dari keluarga besar Nahdlatul Ulama dan masyarakat santri, terutama di Jawa Timur. Makkiyah, putri dari salah satu pendiri NU KH R As’ad Syamsul Arifin, wafat menjelang waktu salat isya pada Selasa, 16 Agustus 2022. Belum diterima informasi apa penyakit yang menjadi sebab meninggalnya Almarhumah.

GP Ansor Ungkap Makna Gowes 90 KM, Simbol Perjuangan Menuju Indonesia Emas 2045

Informasi tentang wafatnya Nyai Makkiyah tersebar di jejaring WhatsApp tak lama setelah wafatnya anggota keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, itu. "Innalilahi, telah berpulang Nyai Makkiyah As'ad Binti KHR As'ad Syamsul Arifin Ba'da Maghrib, semoga beliau wafat dalam keadaan Husnul khatimah,” pesan yang beredar.

Salah satu dosen Ma’had Aly Sukorejo KH Muhyidin Khatib membenarkan informasi wafatnya Nyai Makkiyah. “Beliau wafat di kediaman (Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo),” katanya dikutip dari NU Online Jatim, media siber resmi milik NU.

Gus Yahya Berkelakar soal Jabatan Menteri di Kabinet Selanjutnya: Jangan-jangan NU Semua

Ilustrasi turut berduka cita.

Photo :
  • vivanews/Andry Daud

Muhyiddin mengatakan, Almarhumah merupakan sosok perempuan pejuang yang patut diteladani oleh santri dan masyarakat. “Saya merasa sangat kehilangan dengan berpulangnya beliau, semoga beliau berkumpul dengan Kiai As'ad di Jannah sana," katanya.

Hidup dengan Kepala Menempel Selama 62 Tahun, Kembar Siam Tertua di Dunia Tutup Usia

Nahdlatul Ulama

Photo :
  • instagram @kaligrafiukiran

Nyai Makkiyah adalah anak keempat dari sembilan bersaudara dari pasangan KH R As’ad Syamsul Arifin dan Zubaidah Baidlowi. Nyai Makkiyah lahir di Situbondo pada Desember 1954. Ayahnya, As’ad, adalah salah satu tokoh penting pada berdirinya organisasi NU. Ia diketahui sebagai penyambung atau penghubung restu Syaikhona Kholil Bangkalan kepada Hasyim Asy’ari saat NU akan didirikan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya