Alasan Pemuda Madiun yang Bantu Hacker Bjorka Tak Ditahan

Juru Bicara Divisi Humas Polri, Kombes Pol Ade Yahya Suryana
Sumber :
  • VIVA/Yeni Lestari

VIVA Nasional – Polri menetapkan pemuda di Madiun bernama Muhammad Agung Hidayatullah (MAH) sebagai salah satu tersangka bagian dari hacker Bjorka. Penetapan tersangka tersebut dilakukan oleh Tim Khusus yang terdiri dari beberapa lembaga seperti aparat kepolisian, BIN, BSSN kemudian Polhukam dan Kominfo.

Bentrok Kelompok Pemuda di Bandar Lampung, 1 Pelajar Tewas

Juru Bicara Divisi Humas Polri Kombes Ade Yaya Suryana mengatakan pihaknya belum melakukan penahanan terhadap tersangka MAH karena tersangka kooperatif saat diperiksa oleh timsus.

"Sedang diproses dan tidak dilakukan penahanan karena yang bersangkutan kooperatif saat diperiksa," ujar Ade dalam keterangannya kepada wartawan di Gedung Humas Mabes Polri, Jumat 16 September 2022. 

Gara-gara Bunyikan Klakson, Pemuda di Maros Tewas

Hacker Bjorka

Photo :

Sebelumnya diberitakan, Aparat kepolisian dikabarkan memulangkan MAH, pemuda asal Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, yang awalnya diamankan karena diduga bagian dari peretas Bjorka yang beberapa hari terakhir menggegerkan negeri ini. 

Viral Seorang Remaja Jalan Puluhan Ribu Langkah demi Datang ke Masjid untuk Hal Ini

Kepastian dipulangkannya MAH diperoleh dari ibunya, Prihatin, saat dikonfirmasi wartawan. MAH dikatakan pulang ke rumah pada Jumat, 16 September 2022, sekira pukul 09.30 WIB. Dia pulang diantar oleh polisi ke rumah.

"Pulang [MAH] langsung tidur," katanya kepada wartawan.

Akun Twitter hacker Bjorka.

Photo :
  • Twitter @bjorkanism

Prihatin mengaku tak bisa menghubungi anaknya sejak Rabu, 14 September 2022. Saat itu MAH dikabarkan diamankan aparat Markas Besar Kepolisian RI karena diduga terkait dengan peretas Bjorka. 

Saat itu, Prihatin tak percaya anaknya berbuat kejahatan, apalagi peretasan. Sebab, MAH tak memiliki perangkat teknologi informasi.

Kini, publik tengah dihebohkan dengan isu kebocoran data yang terjadi belakangan ini. Isu tersebut mencuat setelah dugaan kebocoran data dari internal lembaga pemerintah hingga badan usaha milik negara selama sebulan terakhir.

Awalnya, hal itu diungkap di Breached Forum lewat pengguna bernama Bjorka. Bahkan, Bjorka telah menjual 1,3 miliar data registrasi kartu ponsel ini sebanyak 87 GB. Ia mendapatkan imbalan US$50 ribu atau Rp774 juta.

Tak hanya sampai disitu, setelah Bjorka membocorkan data orang nomor satu di Indonesia yaitu, Presiden Joko Widodo, dia juga membocorkan data dari Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate. 

Tepat di hari ulang tahun Johnny hacker Bjorka menulis 'Happy birthday' di saluran Telegram Bjorkanism. Tidak sampai di situ, dia juga mengunggah sebuah gambar yang berisi data-data pribadi Menkominfo.

Selain itu, Bjorka juga membocorkan data Anies Baswedan, Menteri BUMN, Erick Thohir, Ketua DPR RI, Puan Maharani, data MyPertamina dan data SimCard. 

Oleh sebab itu, Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju di Istana Merdeka, Jakarta, pada Senin kemarin.

Dalam kesempatan itu, Jokowi menginstruksikan Menteri terkait untuk segera berkoordinasi dan menelaah lebih lanjut terkait dugaan kebocoran sejumlah data milik tokoh publik termasuk surat-surat yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.

Menkominfo Johnny G Plate mengatakan, dalam rapat yang dipimpin Presiden itu, dibahas mengenai adanya serangan hacker Bjorka. Namun, data yang dibocorkan oleh Bjorka itu menurut Johnny bukanlah data rahasia dan merupakan data lama.

Johnny menuturkan, bahwa pemerintah juga akan membentuk tim untuk melakukan asesmen-asesmen berikutnya dalam rangka menjaga kepercayaan publik. Tim tersebut akan terdiri dari berbagai unsur, seperti Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kepolisian Republik Indonesia, hingga Badan Intelijen Negara (BIN). 

"Perlu ada emergency response team yang terkait untuk menjaga tata kelola yang baik di Indonesia untuk menjaga juga kepercayaan publik. Jadi akan ada emergency response team dari BSSN, Kominfo, Polri, dan BIN untuk melakukan asesmen-asesmen berikutnya," kata Johnny di Istana Kepresidenan, Jakarta.

Baca juga: Jadi Tersangka, Ini Peran Pemuda Madiun Bantu Hacker Bjorka

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya