Polisi: Para Saksi Bingung Asal Potongan Jari Manusia yang Ada di Sayur Lodeh

Kasat Reskrim Polres Belu Iptu Djafar Alkatiri (baju putih)
Sumber :
  • tvOne/Jo Kenaru

VIVA Nasional – Peristiwa potongan jari manusia ditemukan di dalam mangkuk sayur lodeh di sebuah warung makan di Kabupaten Belu Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Senin 12 Desember 2022 bikin heboh.

Bocah SMP Nekat Curi Motor Polisi di Aceh, Sparepart Dipreteli dan Dijual

Peristiwa itu dialami langsung oleh Petrus Watu yang sedang makan siang di warung makan Albarkah di Desa Manleten.

Praktik Calo SIM Masih Ada di Polres Depok, Petugas Juga Minta Rp10 Ribu Buat Biaya Laminating

Potongan jari yang berkuku ditemukan di dalam mangkuk sayur lodeh milik Petrus Watu. Pria 30 tahun yang duduk makan bersama temannya Dion Klau kaget ketika sendoknya tersangkut potongan jari yang menempel dengan potongan tahu. 

Petrus seketika melayangkan protes keras kepada Yanti Kumala Dewi pemilik rumah makan. Petrus dan Dion kemudian membawa serta barang bukti jari saat melapor ke Polsek Tasifeto Timur.

Lab Sentul Beli Bahan Baku Sinte dari China, Transaksinya Pakai Kripto

Kasus potongan jari di dalam sayur kemudian diambil alih oleh Polres Belu. Kasat Reskrim Polres Belu Iptu Djafar Alkatiri menjelaskan pihaknya telah memeriksa 5 orang saksi yang terdiri dari pelapor, pemilik rumah makan dan karyawannya serta pekerja di tempat pembuatan tahu.

"Sementara kemarin sudah lima orang saksi yang dimintai keterangan termasuk pemilik warung," kata Iptu Djafar Alkatiri, Selasa 13 Desember 2022.

Sayur lodeh.

Photo :
  • VIVA.co.id/Dody Handoko

Menurutnya, semua saksi yang diambil keterangan di Polres Belu mengaku kebingungan jari milik siapa, yang tiba-tiba ada di dalam piring sayur yang dihidangkan untuk Petrus Watu tersebut, sebab tidak satupun pekerja di rumah makan maupun di tempat pembuatan tahu yang mengaku kehilangan jarinya.

Sedangkan terkait potongan jari yang tidak diketahui dari mana muasalnya, kata dia, saat ini barang bukti itu masih tersimpan di Puskesmas Manleten. 

"Hasil koordinasi kita dengan dokter puskesmas itu memang jari manusia tapi belum ditegaskan oleh dokter apakah milik laki-laki atau perempuan," imbuhnya.

Laporan Jo Kenaru/tvOne NTT

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya