Kapolri soal Pemilu 2024: Jaga Persatuan Walaupun Pilihan Kita Beda

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di acara Fun Walk, Monas, Jakarta
Sumber :
  • VIVA/Ilham

Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan Indonesia kini sudah memasuki tahapan Pemilu, untuk itu dia meminta agar masyarakat terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

KPU Terima Syarat Dukungan 21 Bakal Pasangan Calon Independen Pilwalkot 2024, Tolak 6 Lainnya

Hal tersebut disampaikan Sigit dalam acara pembukaan Fun Walk dalam rangkaian agenda Hut Bhayangkara ke-77 bertema Polri Presisi Untuk Negeri Memilih Damai Menuju Indonesia Maju, yang jatuh pada Sabtu, 1 Juli 2023.

"Pemilu saat ini sudah masuk tahapan. Tentunya perbedaan pendapat itu selalu biasa, karena memang di dalam pemilu, selalu ada perbedaan, selalu ada konflik. Oleh karena itu selalu saya sampaikan jaga persatuan dan kesatuan, walaupun pilihan kita beda," kata Sigit kepada wartawan di Monas, Jakarta Pusat, Minggu, 25 Juni 2023.

KPU Siapkan 2 Draf PKPU terkait Pilkada 2024, Dikonsultasikan ke DPR Besok

"Namun konflik ini tentunya dikelola. Sehingga kemudian hasilnya pun juga betul-betul bisa mendapatkan pemimpin yang memang siap untuk mengantar menuju indonesia maju," sambungnya.

Dalam menjaga kesatuan dan persatuan, kata Sigit, hal itu dapat menjadi salah satu kemajuan bangsa yang signifikan. Pasalnya, Indonesia kini sudah memasuki demokrasi yang mapan.

Kuasa Hukum KPU Kena Tegur Komisioner Gegara Salah Artikan Pemohon dan Termohon

"Kalau kita bisa melaksanakan pemilu dengan damai, tentunya kita bisa wujudkan demokrasi kita yang mapan. Dengan itu tentunya kita bisa memanfaatkan bonus demografi yang sudah di depan mata," ucap dia.

Jenderal bintang empat ini pun menyebut Indonesia kini juga sudah on the track dalam hal demokrasi. Banyak negara-negara yang sudah mengakui demokrasi Indonesia sudah berjalan dengan baik.

"Sebaliknya kalau pemilu ini kemudian terjadi masalah, maka potensi yang seharusnya kita bisa manfaatkan bonus demografi justru sebaliknya. Kerusuhan yang terjadi, dan kemudian kita justru mundur dan mungkin bisa terancam untuk tidak bisa menjaga apa yang sudah kita raih," ungkapnya

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo (tengah)

Photo :
  • dok Polri

Pertaruhan

Kapolri juga berharap seluruh pihak bekerjasama menjaga kondusifitas dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang. Salah satunya yaitu mengelola potensi konflik yang kemungkinan akan terjadi pada Pemilu nantinya.

"Perbedaan pendapat itu selalu biasa, karena memang di dalam pemilu selalu ada perbedaan, selalu ada konflik. Namun konflik ini tentunya harus dikelola," ujar Listyo

Sigit mengatakan jika konflik yang berhasil dikelola dengan baik, maka diharapkan melahirkan pemimpin yang siap membawa Indonesia ke arah yang lebih maju. Hal itu menjadi pertaruhan dalam menjaga posisi Indonesia sebagai negara maju.

"Tentunya ini adalah, pertaruhan kita semua, oleh karena itu selalu saya sampaikan jaga persatuan dan kesatuan, walaupun pilihan kita beda. Karena ini adalah modal yang sangat penting," kata Sigit.

"Indonesia saat ini sudah ada di posisi yang sangat bagus, posisi kita sedang on the track, kita menjadi negara yang saat ini juga disegani baik di Asean, Asia ataupun G20. Ini harus kita pertahankan," sambungnya.

Sebaliknya, Sigit menilai apabila kontestasi pemilu mendatang menimbulkan perpecahan. Justru dapat berdampak kemunduran dan mungkin mengancam hasil kemajuan demokrasi yang sudah diraih selama ini.

"Perbedaan boleh ada, namun persatuan dan kesatuan tetap harus diutamakan. Mari kita kawal, kita jaga pemilu yang ada, kita tunjukkan kepada dunia bahwa demokrasi Indonesia adalah demokrasi yang mapan, modern, aman untuk mengantar mendapatkan, memilih pemimpin nasional yang siap untuk menjadi presiden berikutnya menjadi Indonesia Maju," pungkasnya.

Jangan Korbankan Rakyat

Sebelumnya, Kapolri  Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo memberikan arahan kepada seluruh jajaran tingkat pusat maupun wilayah untuk berani menyampaikan pesan dan mengingatkan kepada para peserta Pemilu 2024 agar menjaga persatuan dan kesatuan dan tidak mengorbankan masyarakat karena perbedaan hasil pemilihan.

“Setiap saat kita bertemu dengan para calon-calon pemimpin nasional, selalu kita ingatkan jangan korbankan rakyat. Jadi, rekan-rekan harus berani menyampaikan hal yang sama kepada teman-teman, rekan-rekan, yang mungkin nanti ikut dalam kontestasi,” kata Sigit saat memberikan pengarahan dalam kegiatan Upacara Wisuda STIK Tahun Ajaran 2023 di Lemdiklat Polri, Jakarta, yang disaksikan lewat tayangan YouTube, Rabu, 21 Juni 2023.

Sigit memaparkan bagaimana kondisi bangsa saat pemilu serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2019. Terdapat 5.175 petugas TPS sakit, dan 894 orang meninggal termasuk di dalamnya anggota polisi.

Oleh karena itu, Sigit mengingatkan agar Pemilu 2024 ini dipersiapkan dengan baik, jangan sampai kejadian di Pemilu 2019 kembali terulang. Perbedaan merupakan keniscayaan, katanya, tetapi persatuan dan kesatuan tetap harus dijaga.

Mantan kepala Bareskrim Polri itu mengatakan polarisasi setelah Pemilu 2019 masih terasa hingga sekarang. Padahal sebelumnya, Indonesia adalah negara dengan polarisasi paling rendah di Asia Tenggara. Hal itu bisa dilihat di media sosial, julukan cebong, kampret dan kadrun masih bergema, entah apa lagi yang muncul tahun ini.

Menurut Sigit, di tingkat masyarakat di akar rumput polarisasi itu masih terjadi. Hal ini berbeda di tingkat elite politik, saat situasi dapat berubah cepat: sebelumnya saling serang, sejurus kemudian berbaikan.

Orang nomor satu di kepolisian itu berpesan di tahun politik ini agar semua pihak mempersiapkan diri sebagaimana diamanatkan oleh Presiden Joko Widodo, bahwa pemilu yang akan dilaksanakan adalah pemilu serentak.

“Saya ingatkan teman-teman di KPU, tolong persiapkan petugasnya betul-betul yang kesehatannya memenuhi syarat, sehingga tidak menimbulkan masalah,” katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya