Perjalanan ke Mina dan Lempar Jumroh yang Penuh Perjuangan

Petugas Haji bopong jemaah Indonesia yang kelelahan di Mina.
Sumber :
  • MCH 2023 | Lutfi Dwi Pujiastuti

Mekah - Menjalankan rangkaian ibadah haji, bukan hanya membutuhkan materi, tapi juga fisik yang kuat.

Menag Yaqut: Haji 2024 Jadi yang Terbaik Sepanjang Kepemimpinan Presiden Jokowi

Seluruh rangkaian ibadah haji mulai dari lempar jumroh, mabit di Mina hingga menjalankan tawaf dan Sai butuh kekuatan. Hal ini karena rata-rata ibadah mengharuskan jemaah untuk berjalan kaki. 

Bagi jemaah lansia, sejak awal diimbau, jika tak mampu akan lebih baik dibadalkan. 

Arab Saudi Gandeng Bill Gates Berikan Vaksin Polio pada Jemaah Haji

Namun, tak sedikit dari jemaah haji lansia serta memiliki riwayat penyakit, memaksakan diri untuk tetap menjalankan ibadah mandiri. Alhasil, tak jarang dari mereka tumbang kelelahan. 

Salah seorang lansia asal Palembang, mengaku kapok dan lelah. Sepanjang perjalanan menuju tenda Mina, perjalanannya harus sesaat demi sesaat terhenti. "Kaki saya sakit," keluhnya sepanjang jalan.  

Meriah, Puluhan Ribu Jemaah Saksikan Peragaan Batik dan Launching Senam Haji Indonesia

Salah seorang petugas pun mengatakan, jika untuk rangkaian ibadah selanjutnya tidak kuat, bisa dibadalkan atau diwakilkan. Sang ibu mengatakan, " Iya, besok saya badalkan saja, ga kuat," katanya.

Petugas Haji dampingi jemaah Indonesia berjalan kaki di Mina.

Photo :
  • MCH 2023 | Lutfi Dwi Pujiastuti

Bersama sang suami, jemaah asal Palembang itu memilih untuk berjalan ditemani petugas. Mulai dari sebelum masuk terowongan, ia didampingi suami jalan tertatih menuju maktab 29. Hanya berdua, tanpa rombongan. 

Sempat ditawari kursi roda, sang ibu menolak. Keringat dingin mengucur. Karena tak kuat menahan kakinya yang sakit. Sesekali ditawari untuk digendong, bisa jadi sungkan, sang ibu menolak berkali-kali. 

Tapi perjalanan masih jauh, tak mungkin menyerah. Awalnya mengira hanya 1 km, tapi ternyata perjalanan 5 km harus terlampaui. Bagi anak muda, jarak itu sudah bikin kaki pegal, apalagi lansia. Buat motivasi, jalan perlahan 10 menit, istirahat kembali 5 menit. Seperti itu terus hingga perjalanan perlahan menemui titik tujuan. Butuh kesabaran, butuh dorongan semangat. 

Sebagai petugas saya hanya bisa menyemangati, tak mampu juga berbuat banyak. Alhamdulillah, sang ibu bisa kuat. "Semangat ibu, perjalanan kita sedikit lagi, kita gak boleh nyerah," bisik saya untuk sang ibu yang sampai lupa bertanya siapa namanya. 

Beruntung persediaan bekal dalam tas merah serut mencukupi. Saat berhenti, secuil roti bisa jadi penambah energi. Lanjut dengan seteguk air, tenaga terkumpul kembali. 

Mata merah menjadi tanda pasangan suami istri ini begitu lelah. Seolah tak sabar ingin segera merebahkan diri.

Jemaah Haji Indonesia melontar jumroh

Photo :
  • MCH 2022

Diakui pasangan suami istri ini, mereka keluar dari penginapan setelah makan siang, jelang adzan Isya baru tiba di tempat tujuan. 

Seperti diketahui, Jemaah haji usia lanjut atau lansia tahun ini banyak yang menjalankan ibadah haji. Jumlahnya yang mencapai 67.000, membuat petugas harus rela berjibaku membantu. Mungkin jumlah petugas tak sebanding dengan banyaknya lansia, namun setidaknya bantuan motivasi ucapan semangat dan dampingan bisa menenangkan mereka. 

Bukan hanya satu lansia yang butuh pertolongan, rata-rata dari mereka banyak yang kelelahan. Memberanikan diri berjalan, demi melihat tempat untuk melontar jumroh. Itu hanya salah satu yang jadi tujuan. Belum lagi melaksanakan thawaf dan sai. 

Benar adanya, ibadah haji  butuh kesiapan. Bukan hanya materi , tapi juga kekuatan tenaga untuk menjalankan rangkaian ibadah haji.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya