Gus Men Pastikan Tak Ada Kuota Pendamping Lansia untuk Penyelenggaraan Haji 2024

Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas di Bandara King Abdul Aziz Jeddah
Sumber :
  • MCH 2023/ Romadanyl

JEDDAH – Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan operasional haji di Indonesia. Termasuk juga terkait banyaknya permintaan adanya pendamping untuk jemaah lanjut usia atau lansia. Namun untuk pelaksanaan haji 2024, Gus Men sapaan akrabnya memastikan bahwa permintaan terkait kuota pendamping lansia belum bisa dikabulkan.

Cegah Informasi Simpang Siur, Jemaah Haji Diimbau Tak Bagikan Kabar Tidak Benar di Media Sosial

Gus Men memahami banyaknya lansia tahun ini yang mencapai 67.000 membuat para petugas dan juga para rombongan jemaah lainnya harus ikut membantu melayani segala kebutuhan para jemaah lansia. Ia bahkan mengapresiasi kerja keras para petugas dan jemaah untuk mensukseskan haji ramah lansia tahun ini.

"Saya paham itu. Jadi saya harus berterima kasih kepada para jemaah. Jemaah Indonesia ini relatif tertib mengikuti aturan yg dibuat baik oleh pemerintah Saudi maupun Indonesia. Saya kira ini baik dan perlu diapresiasi terkait pelayanan. Lansia yang mungkin kurang atau tidak ada pendampingnya di kamar masing-masing. Kita sudah perhitungkan itu dan kita minta semua petugas standby ketika dibutuhkan. Memang secara teknis ini tidak mudah tapi akan lebih sulit lagi jika kemudian kuota pendamping kita berikan," katanya. 

Permudah Transaksi Jemaah Haji, Kartu Debit Bank Muamalat Sudah Bisa Nirsentuh

Menteri Agama Yaqut Cholil Quomas di Bandara King Abdul Aziz Jeddah

Photo :
  • MCH 2023

Menurutnya, jika kuota untuk pendamping diberikan justru bisa merusak dan menganggu banyak hal terkait pelaksanaan operasional penyelenggaraan ibadah haji di Indonesia. Gus Men ingin, tahun berikutnya penyelenggaraan ibadah haji harus adil sesuai dengan porsi dan urutannya.

Pemeriksaan Rutin, Raja Salman Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit

"Nah ini akan merusak banyak hal mengganggu banyak hal baik sistem antreannya kemudian ada ruang-ruang yang mungkin justru akan merugikan jemaah lain kalau pendamping kita masukkan, pasti jemaah yang akan berangkat dia harus geser karena diambil kuotanya oleh pendamping ini. Kita tidak ingin itu terjadi. Kita inginnya jemaah ini bisa berangkat beribadah dengan cara yang berkeadilan. Adil dalam terjemahan kami ya seperti itu."

Pihak Kementrian Agama RI pun kata Gus Men sudah saling bertemu dalam pertemuan OKI dengan pihak Menteri Haji Saudi. Sebagai solusi untuk memberikan pelayanan pada jemaah lansia, yakni mengusulkan tambahan kuota untuk petugas dari Indonesia.

"Kami kemarin ketemu dengan Menteri Haji Saudi, Pak Taufik. Saya sampaikan bahwa kuota petugas yang diberikan kepada Indonesia ini masih jauh dari ideal. Karena kalau kita hitung probability-nya 1:50. Satu petugas dibanding 50 jemaah tentu sulit," kata Gus Men lagi.

Apalagi, lanjut Gus Men, petugas yang ada harus disebar di sejumlah titik, mulai dari bandara, Mekkah juga Madinah. Karena kurang idealnya porsi kuota untuk petugas hal ini menimbulkan kerja petugas menjadi lebih berat. "Jadi kadang-kadang teman-teman media juga harus mengerjakan hal yang di luar tanggung jawabnya karena keterbatasan itu. Misalnya saya lihat beberapa teman-teman media di mina misalnya harus gendong jemaah, ini kan saya kira ini masih dinegosiasikan agar ke depan petugas itu diberikan tidak berdasarkan proporsi tapi berdasarkan pada kebutuhan. Misal kebutuhan di Armuzna itu akan beda dengan kebutuhan di luar Armuzna. Nanti ke depan kita akan ikhtiarkan bicarakan dengan pemerintah Saudi bagaimana petugas di Armuzna ya dia hanya bertugas di saat itu saja, setelah Armuzna dia bisa kembali ke tanah air."

"Jadi kita sudah diskusikan di meeting tadi beberapa kemungkinan yang bisa kita lakukan tahun depan agar pelayanan jemaah lebih baik," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya