Banyak Warga Tak Bisa Baca-Tulis, Milenial NTT Fokus Berantas Buta Aksara

Safari Buta Aksara di Kampung Kopondopo, Roworena Barat, Kabupaten Ende, NTT
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Nusa Tenggara Timur – Permasalahan kasus buta aksara atau buta huruf di Indonesia masih menjadi tantangan tersendiri. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2022 ada 3,65 persen penduduk Indonesia berusia dewasa atau 15 tahun ke atas yang mengalaminya. Nusa Tenggara Timur (NTT) sendiri tercatat menduduki peringkat ke delapan provinsi dengan angka buta huruf mencapai 5,37 persen.

Tim Pengawal Anies Pamitan usai Pilpres 2024 Berakhir

Melihat hal tersebut, sukarelawan Orang Muda Ganjar (OMG) NTT menggagas Safari Buta Aksara sejak Maret 2023 dan menyasar warga Kelurahan Kota Ratu, Kabupaten Ende.

Ilustrasi membaca.

Photo :
  • ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman
Pentingnya Kesehatan di Masa Golden Age Anak, Bakal Tentukan Kondisi Masa Depan

Kini, kegiatan tersebut telah memasuki jilid ke-II (Safari Buta Aksara II) dan merambah ke wilayah lain di Kabupaten Ende sebagai upaya membebaskan belenggu buta aksara.

Koordinator Daerah OMG Kabupaten Ende, Suharmin Abdullah Paokuma mengatakan, Safari Buta Aksara II dilaksanakan di Kampung Kopondopo, Kelurahan Roworena Barat, Kecamatan Ende Utara, Kabupaten Ende, NTT, Sabtu 15 Juli 2023.

Hari Buku Sedunia, Starbucks Indonesia Serahkan 8.769 Buku untuk Anak-anak

"Saya merasa bahwa pendidikan, pembelajaran tidak hanya sekali. Jadi, memang ada proses agar orang-orang tua ini bisa terus belajar," ucap dia kepada awak media. 

Puluhan masyarakat sangat antusias dengan konsep pembelajaran interaktif yang dibawakan oleh OMG. Mulai dari mengeja abjad, membaca, menulis, hingga berhitung. 

"Jadi, (peserta) yang kemarin (saat Maret) saya hadirkan kembali, dan saya hadirkan lagi orang-orang yang beda yang menurut saya sesuai data memang syarat pendidikan nya kurang. Ada yang bisa membaca tapi gak bisa ngitung, ada yang bisa ngitung tapi gak bisa baca," kata dia. 

Suharmin menyebut, masih banyak masyarakat yang perlu mendapat perhatian dari segala pihak dalam aspek pendidikan dan pembelajaran, khususnya di usia dewasa hingga lansia. 

"Kalau penginnya goal dari saya adalah harapan bapak-bapak ibu-ibu nanti bisa membaca setidaknya lalu mereka bisa memberikan ilmu pengetahuan mereka kepada anak-anak," jelas dia. 

OMG berkomitmen memberikan ruang-ruang pendidikan bagi masyarakat yang membutuhkan, sehingga nantinya berdampak pada peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Ende. 

"Memang keinginan kami OMG Kabupaten Ende terus melaksanakan kegiatan-kegiatan ini dengan harapan besar ke depan bisa bekerja sama dengan pemerintah setempat untuk setidaknya memberikan fasilitas untuk orang-orang yang memang tidak layak sekolah tapi bisa mendapatkan pendidikan," tutup dia. 

Ilustrasi menulis.

Photo :
  • U-Report

Petronela Tandi (52) adalah salah satu masyarakat yang senang akan hadirnya Safari Buta Aksara II dari OMG. Dia sangat aktif mengikuti proses belajar mengajar lantaran membawanya kembali pada kenangan masa-masa sekolah dahulu. 

"Saya merasa senang, ya belajar kami pernah belajar juga waktu masih kecil atau masih sd tapi belum seberapa. Hari ini kami belajar lagi. Masyarakat kami bisa mendapat ilmu lagi terus kami merasa bangga dengan OMG," jelas dia

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya