2 Distrik di Kabupaten Puncak Papua Tengah Darurat Bencana Kelaparan

Lahan tandus kekeringan akibat kemarau di Kabupaten Puncak, Papua Tengah
Sumber :
  • VIVA/Aman Hasibuan

Papua – Pemerintah Kabupaten Puncak menetapkan status tanggap darurat bencana kelaparan di dua Distrik daerah ini yaitu Distrik Agandugume dan Distrik Lambewi, melalui surat Keputusan Bupati nomor.300.2/28/tahun 2023, tanggal 7 juni 2023, terhitung sejak 7 Juni - 7 Agustus 2023 mendatang.

Asyik Pesta Miras dan Ganja, 5 Mahasiswa di Papua Diciduk Polisi

Berdasarkan data yang dihimpun dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, jumlah penduduk yang terdampak bencana di Distrik Agandugume yang tinggal ada sebanyak 3.000 lebih jiwa. Sedangkan di Distrik Lambewi sebanyak 4.000 lebih jiwa.

"Bencana kekeringan ini sebenarnya merupakan bencana tetap tahunan,sejak bulan Mei sampai dengan Agustus yang merupakan dampak dari cuaca ekstrim ini, dimana cuaca sangat dingin, dan tidak ada hujan, sehingga menyebabkan tanaman menjadi rusak, busuk," kata Bupati Puncak Willem Wandik kepada wartawan di Sentani, Jumat, 21 Juli 2023.

Kerja Sama Agroteknologi dengan Kerajaan Negeri Pulau Pinang Malaysia, Dave Laksono Sambut Baik

Bupati mengatakan ketika penduduk setempat makan tanaman yang rusak tersebut menyebabkan perut mereka menjadi sakit dan terkena diare.

Tanaman umbi-umbian mati kekeringan saat musim kemarau di Puncak, Papua Tengah

Photo :
  • VIVA/Aman Hasibuan
Harga Gula Meroket, Ini Kata Kadis Perindag ESDM Sumut

Terkait dengan hal tersebut,sebagian masyarakat di dua Distrik tersebut pun melakukan demo ke kediaman Bupati. Masyarakat yang melakukan demo ini diterima oleh Bupati Puncak, Willem Wandik, di Ilaga, Kamis (20/7) kemarin.

Dalam demo itu, masyarakat meminta pemerintah melakukan langkah-langkah penanganan bencana kelaparan di dua Distrik tersebut.

Bupati Puncak Willem Wandik saat bertemu dengan masyarakat menjelaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Puncak, sebenarnya tidak tinggal diam, ketika ada terjadi bencana tersebut. 

"Bencana ini merupakan bencana tahunan, dimana sejak bulan Juni 2023  lalu, Pemerintah Kabupaten Puncak, sudah melakukan langkah-langkah penanganan kelaparan di daerah tersebut, dengan menyiapkan sembilan bahan pokok," ujar Wandik.

Bupati menuturkan dalam pendistribusian bahan pokok itu, Pemkab Puncak terkendala alat transportasi udara yang tidak ada ke daerah tersebut.

"Sayang nya angkutan logistik bahan makanan seperti beras dan supermie dan minyak goreng, gula dan kopi, teh, lainnya, ke daerah tersebut terkendala oleh sarana angkutan  pesawat. Sebab sampai saat ini, belum ada perusahaan maskapai penerbangan yang mengizinkan pesawatnya melayani di daerah tersebut, karena persoalan keamanan," jelas Bupati Wandik.

Terisolasi KKB

Menurutnya, pemerintah sebenarnya sudah siap mengantar bahan makanan ke sana, namun yang menjadi persoalan saat ini, maskapai penerbangan takut ke dua distrik itu akibat dampak dari ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang melakukan penyanderaan pada pilot Susi Air dan penembakan pesawat.

"Padahal di Distrik Agandugume ini, kita sudah bangun lapangan terbang yang bagus tapi tidak bisa digunakan. Beras sudah banyak kita siapkan, hanya mau angkut ke sana bagaimana," ungkap Bupati.

Bupati Puncak Willem Wandik saat meninjau Bandara Aminggaru Ilaga, Selasa, 13 April 2021.

Photo :
  • ANTARA

Belajar dari pengalaman tahun-tahun yang lalu, terang Bupati Wandik, ketika kondisi aman, pemerintah tetap hadir dengan bantuan bahan makanan, namun saat ini kondisi tidak aman sehingga menyebabkan pesawat sulit masuk ke daerah tersebut.

Meskipun demikian, pemerintah tidak tinggal diam, karena pemerintah melalui Badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) Kabupaten Puncak, telah melakukan mobilisasi bahan makanan ke distrik terdekat yang bisa didarati pesawat, yaitu ke Distrik Sinak.

"Pendistribusian dilakukan sejak 10 Juli 2023 lalu, sebanyak 2,3 ton beras, termasuk mie, garam, gula, vetsin, minyak goreng, kopi. Nantinya pemuda-pemuda dari Dua Distrik bisa ke Distrik Sinak, lalu diangkut lewat jalur darat, meski kita akui bahwa jaraknya jauh sambil kita tetap melakukan komunikasi dengan maskapai penerbangan,agar bisa mengangkut  bahan makanan ke daerah tersebut," tuturnya.

Sehingga menurut Bupati, dampak dari ulah oknum-oknum tertentu yang melakukan kekerasan dengan senjata inilah membuat masyarakat susah.

"Dampaknya adalah masyarakat sendiri yang rugi, pembangunan tidak bisa jalan. Bantuan tidak bisa masuk ke daerah itu, untuk membantu masyarakat di daerah tersebut. Kita mau salahkan siapa? Pemerintah sudah siap ke sana, antar makanan, namun mau angkut dengan apa? Meski kita tahu masyarakat sudah menjamin keamanan, namun tidak ada pesawat yang berani ke sana. Ini akibat ulah-ulah kita sendiri, sehingga kita perlu berkacamata dari kondisi saat ini, ke depan jangan gunakan cara-cara kekerasan, pakai cara-cara santun," tegas Wandik.

Terkait dengan status tanggap daurat, ujar Bupati, dirinya sebagai kepala daerah membuka diri, kepada Pemerintah Pusat, Provinsi Papua Tengah, maupun rekan-rekan dari masyarakat, lembaga mana saja yang ingin membantu.

"Silahkan saja,karena memang saat ini masyarakat di dua Distrik tersebut, sangat membutuhkan uluran tangan. Demi kemanusiaan, demi masyarakat saya di Dua Distrik yang terkena bencana kelaparan. Saya berharap agar keamanan pesawat angkutan bahan makanan harus dijaga," paparnya.

Bupati Puncak menghimbau kepada pihak-pihak yang memegang senjata agar jangan ada kontak senjata kembali. "Kasihan masyarakat saya disana butuhkan perhatian kita," tambahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya