Menkes Blak-blakan Bullying di Dunia Kedokteran: Ambil Laundry hingga Dipalak Puluhan Juta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin berbicara secara blak-blakan tentang praktik perundungan alias bullying di dunia pendidikan kedokteran oleh dokter senior kepada calon dokter atau dokter muda yang sedang menempuh pendidikan spesialis.

Raih TKDN, LG Semakin Siap Dukung Digital Display Untuk Kebutuhan Bisnis dan Dunia Pendidikan

Dalam wawancara eksklusif dengan VIVA pada program The Interview di Jakarta pada 20 Juli 2023, Budi Gunadi terang-terangan menyebut praktik tercela perundungan itu telah berlangsung sejak puluhan tahun silam. Praktik itulah, menurutnya, salah satunya yang menyebabkan produksi dokter spesialis di Indonesia sangat lamban.

"[praktik bullying] udah membudaya dan budayanya demikian kental sehingga orang takut untuk berbicara," ujarnya.

Adipati Dolken Berencana Gak Sekolahkan Anak, Netizen Setuju: Gak Kepake Juga Ilmunya

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

Publik, menurutnya, sebenarnya sudah lama mengetahui rumor atau kabar tentang praktik bullying di dunia pendidikan kedokteran di Indonesia. Tetapi rumor itu tak pernah diungkap hingga terang benderang terutama karena mereka yang berusaha untuk mengungkap takut akan nasibnya. "misalnya, temen-temen dokter muda itu takut sekali berbicara, karena begitu dia bicara, tambah disikat."

12 Tersangka Perundungan Siswa SMA Internasional di Tangsel Segera Diadili

Kalau sekadar ditanya di tingkatan dokter senior, katanya, hampir semuanya akan menutup-nutupi praktik tersebut. Tetapi, jika ditanyakan kepada dokter-dokter muda, termasuk kepada para orang tua dokter muda, cerita tentang perundungan itu merupakan fakta dan umum terjadi.

Sekadar contoh, kata Budi Gunadi, umum cerita tentang dokter muda diperintah oleh dokter seniornya untuk urusan pribadi keluarga seperti mengambil pakaian di tempat cuci baju (laundry) dan bahkan sekalian membayar ongkosnya. Ada juga yang disuruh mengantar anak si dokter senior ke sekolah.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, The Interview

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Dokter-dokter itu ada namanya jarkom: jaringan komunikasi. Itu mesti dipegang terus handphone-nya, enggak boleh ke mana-mana. Dan kalau dia, [misalnya] lagi butuh, jam 12.00 malam, butuh sendok plastik, [memerintahkan dokter junior untuk] carikan sendok plastik; kalau telat 30 menit kemudian dicaci maki di sana," katanya.

"Yang lebih ngeri lagi: mereka mesti urunan, ada yang jutaan dan puluhan juta, ada yang ratusan juta, untuk macam-macam, untuk nyiapin lapangan bola buat kakak-kakaknya main, untuk mungkin beliin peralatan-peralatan apa, untuk beliin makan setiap malam, [misalnya dokter senior] kita enggak mau nih makanan rumah sakit, enggak bagus, pingin makanan Jepang. Dibeliin," katanya, menambahkan.

Dia mengaku amat kasihan pada dokter-dokter muda yang mengalami perundungan seperti itu. Sebab, mereka yang seharusnya belajar dengan tekun untuk menjadi dokter yang baik malah disuruh untuk mengerjakan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan pendidikan mereka.

Atas dasar itu, Budi Gunadi akan menegaskan akan menindak tegas perundungan di dunia pendidikan kedokteran agar produksi dokter lebih cepat dan bahkan lebih berkualitas. 

"Nah, itu sebabnya mumpung sekarang [UU Kesehatan sudah disahkan] kita mau putuskan siklus itu. Semua rumah sakit pendidikan itu di bawah saya (Kementerian Kesehatan), kalau mereka melakukan bullying--seniornya, ini terjadi antara senior ke bawah; gurunya ke muridnya, maupun direktur rumah sakitnya, aku akan [menindak] keras," katanya.

"Jadi, enggak ada lagi tuh keragu-raguan," ujarnya, menekankan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya