- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Mantan Deputi V Badan Intelijen Negara, Muchdi Purwoprandjono punya cara berbeda dari calon ketua umum Muhammadiyah lainnya, untuk menarik perhatian peserta Muktamar ke-46.
Muchdi menyemarakkan arena muktamar dengan cara memasang sejumlah spanduk dan baliho di sepanjang jalan masuk menuju kompleks acara di Yogyakarta.
Namun, apa yang dilakukan Muchdi justru menuai kritik dari anggota PP Muhammadiyah, Muchlas Abror. Menurutnya, dalam tradisi Muhammadiyah untuk menjadi ketua umum tidak dilakukan melalui kampanye model begitu.
"Di Muhammadiyah tidak ada tradisi kampanye untuk masuk 13 nama pengurus PP Muhammadiyah. Mereka sudah cukup cerdas dalam memilih," ujarnya kepada VIVAnews.
Pernyataan Muchlas berbeda dengan pendapat Penasehat PP Muhammadiyah, Syafii Ma'arif, yang menilai apa yang dilakukan Muchdi sebagai sesuatu yang wajar dan belum melanggar batas aturan.
"Itu biasa saja. Pasang spanduk, baliho kampanye adalah hak warga negara," jelas Syafii.
Menurut Syafii, hal yang tidak bisa ditolerir adalah jika kandidat sudah main uang dan main ancam. "Kalau sudah ada permainan uang dan ancaman, itu yang sudah tidak bisa ditolerir lagi," tegas mantan ketua umum PP Muhammadiyah itu. (Laporan: KDW, Yogyakarta | kd)
Begal di Depok Nekat Beraksi Siang Bolong demi Beli Sabu
Begal itu menyasar pelajar dan perempuan.
