3 Trik Susanto, Dokter Gadungan yang Berhasil Mengelabui RS PHC Surabaya

Dokter Gadungan Susanto
Sumber :
  • dok. Istimewa

Surabaya – Masyarakat tengah dihebohkan oleh ulah Susanto, terdakwa dokter gadungan yang berhasil mengelabui manajemen Rumah Sakit Primasatya Husada Citra (PHC) Surabaya dan sempat berpraktik di sana selama dua tahun.

Terungkap, Ini Hasil Tes Kejiwaan Suami Mutilasi Istri di Ciamis

Kendati tamatan SMA, pria asal Grobogan, Jawa Tengah, itu berhasil melamar menjadi dokter di sana karena melancarkan trik-trik licik nan jitu.

Kepala Seksi Intelijen Kejaksaan Negeri Tanjung Perak Surabaya, Jemmy Sandra, menjelaskan bagaimana trik yang dilakukan oleh Susanto sehingga berhasil meyakinkan pihak RS PHC Surabaya saat melamar.

Keluarga Ungkap Kronologi Betharia Sonata Kena Gejala Stroke Sampai Masuk RS

Berikut ini lima trik Susanto yang dirangkum dan diulas dari penjelasan Jemmy kepada wartawan pada Rabu kemarin, dikutip VIVA pada Kamis, 14 September 2023.

1. Potong Rambut Menyaru Jadi dr Anggi Yurikno

Suami yang Mutilasi Istri di Ciamis Sudah Kooperatif tapi Hasil Tes Kejiwaan Belum Ada

Susanto mengajukan lamaran kerja sebagai dokter first aid di RS PHC Surabaya pada April 2020, saat ngeri-ngerinya Pandemi COVID-19. Susanto kemudian mencari data dokter secara random untuk mencari siapa dokter yang memiliki ciri fisik mirip dengannya. Ketemulah dr Anggi Yurikno. Susanto mengajukan lamaran dengan data seolah-olah sebagai Dokter Anggi.

Susanto lantas membuat dokumen persyaratan dan mengirimkannya ke pihak RS PHC Surabaya. agar betul-betul mirip dengan Dokter Anggi, Susanto mengubah potongan rambutnya di salon agar betul-betul mirip dengan Dokter Anggi. “Dimiripkan semirip mungkin dengan Dokter Anggi Yurikno,” kata Jemmy.

2. Gunakan HP dengan Kamera Jelek saat Tes Wawancara

Karena saat rekrutmen masih kondisi Pandemi COVID-19, RS PHC Surabaya melakukan seleksi penerimaan tenaga kesehatan secara online. Begitu juga saat Susanto mengikuti tes wawancara. Saat itu, papar Jemmy, Susanto sengaja menggunakan telepon pintar (HP) dengan kualitas kamera yang jelek dan buram.

Dengan demikian, pihak penguji tak begitu jelas melihat wajah Susanto saat wawancara online. Sehingga pihak RS PHC Surabaya tidak menaruh curiga jika yang tengah diwawancara sebenarnya adalah Susanto, bukan Dokter Anggi Yurikno sebagaimana dokumen yang disertakan dalam surat lamaran.

“Sehingga pihak RS yakin bila Susanto itu adalah Anggi Yurikno,” tandas Jemmy.

3. Belajar Tangani Pasien dari YouTube

Singkat cerita, Susanto pun diterima bekerja di RS PHC Suarabaya. Jemmy menjelaskan, saat kasus itu masih di kejaksaan, Susanto mengaku sengaja mencari lowongan pekerjaan dokter first aid karena tugasnya hanya memeriksa kesehatan pegawai. Tidak begitu rumit dan lebih banyak menggunakan teknik dasar kedokteran, seperti mengecek tekanan darah.

Susanto, lanjut Jemmy, belajar teknik kedokteran dasar secara otodidak, di antaranya melalui YouTube. Ia juga sering menguping ketika dokter dan perawat di lingkungan kerjanya berbicara tentang ilmu dan teknik kedokteran. Saking biasa, Susanto pun terlihat cakap saat menangani pasien dan karena itu selama dua tahun bekerja tidak ada yang curiga kalau dia dokter palsu.

“Menurut pengakuan dia, tidak pernah belajar ilmu kedokteran secara khusus di kampus. Tapi belajar otodidak melalui YouTube, lalu punya teman-teman di lingkungannya, ada dokter dan perawat, dia juga belajar dari situ,” kata Jemmy.

Saat ini, perkara Susanto masih berjalan di Pengadilan Negeri Surabaya. Ia akan menjalani sidang lanjutan pada Jumat besok dengan agenda pembacaan surat tuntutan oleh Jaksa Penuntut Umum.

Jemmy memastikan akan menuntut berat terdakwa Susanto, dengan mempertimbangkan rekam-jejak Susanto yang sudah lebih dari sekali melakukan penipuan yang sama.

  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya