Menag: KPU Bisa Libatkan 50 Ribu Penyuluh Agama untuk Sosialisasi Pemilu 2024

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas
Sumber :
  • Kemenag

JakartaMenteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengatakan kementeriannya siap berkontribusi positif dalam penyelenggaraan Pemilu 2024. 

KPU Verifikasi Faktual Calon Kepala Daerah dari Jalur Independen Pakai Metode Sensus

Salah satunya, menurut Yaqut, KPU bisa melibatkan 50.000 penyuluh agama yang tersebar di seluruh Indonesia untuk melakukan sosialisasi tentang kepemiluan.

Hal ini disampaikan Yaqut dalam sambutannya seusai menandatangani Nota Kesepahaman antara KPU dengan Kemenag, Kemenpora, PPATK dan OJK dalam mendukung penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024 di Kantor KPU, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta, Jumat, 15 September 2023.

Pilgub Banten 2024 Tanpa Calon Perseorangan

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas

Photo :
  • Kemenag

"Insya Allah Pak Ketua dan Komisioner KPU, kami akan memberikan kontribusi semampu yang kami punya. Sebagai informasi kami memiliki penyuluh agama sekitar 50.000 penyuluh agama, puluhan ribu lagi tenaga guru, dosen, yang saya kira dan saya yakini bisa memberikan kontribusi yang maksimal dalam penyelenggaraan pemilu yang baik," kata Yaqut.

Sekjen Gerindra: Prabowo Akan Menepati Janjinya setelah Dilantik

Menag Yaqut Cholil Qoumas

Photo :
  • Humas Kemenag

"Apa yang kami miliki di Kementerian Agama bisa digunakan untuk memberikan sosialisasi tentang kepemiluan," kata Yaqut menambahkan.

Selain itu, lanjut Yaqut, kementeriannya menyediakan ruang-ruang yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan sosialisasi Pemilu 2024. Sebab, Kemenag memiliki banyak madrasah dan kampus yang bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pemilu.

"Kami memiliki puluhan ribu madrasah, ini juga bisa digunakan untuk memberikan sosialisasi kepada publik melalui madrasah, kampus bisa dipakai, gratis Pak, jangan khawatir, KPU tidak akan menanggung biaya atas itu, kami yang akan menyediakan, tentu sekali agar kami di Kementerian Agama bisa berkontribusi atas sejarah bangsa," kata Yaqut.

Lebih lanjut, Yaqut menyebut Indonesia sudah berpengalaman dalam menyelenggarakan pemilu. Dia mengakui, umumnya terdapat riak-riak karena perbedaan pilihan politik, namun bisa diselesaikan dengan baik.

"Kita semua juga berharap di pemilu kali ini, pemilu yang agak berbeda dengan pemilu-pemilu sebelumnya, semua persoalan, pasti ada persoalan di lapangan, nggak mungkin enggak ada, bisa diselesaikan dengan baik sehingga tidak mengorbankan atau mencederai persatuan dan kesatuan bangsa kita ini," ujanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya