Terima Penghargaan, Megawati Bilang Insinyur Harus Paham Filsafat, Politik dan Kerakyatan

Presiden RI ke 5 Megawati Soekarnoputri
Sumber :
  • Tangkapan layar Youtube Lemhannas RI

Jakarta – Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, mengatakan seorang insinyur sekalipun, tetap harus punya pemahaman tentang politik dan juga filsafat. Itu disampaikannya saat menerima penghargaan tertinggi dari Federasi untuk organisasi profesi keinsinyuran se-ASEAN (Asean Federation of Engineers Organisation/AFEO), di Nusa Dua Bali, Rabu 22 November 2023. 

Rocky Gerung Minta Anies Jangan Nyagub Lagi: Itu Lebih Bermutu, Ngerti Etika Politik

Megawati mengaku punya daya tarik dengan cara berpikir seorang insinyur. Karena melihat persoalan yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Yakni melalui pendekatan analitis yang mengedepankan inovasi. 

“Insinyur selalu menerapkan prinsip penyederhanaan dan melihat berbagai opsi guna memutuskan mana yang paling feasible, dan sekaligus memberikan manfaat nyata bagi manusia,” kata Megawati.

Ganjaran Kementerian BUMN untuk Pelindo karena Bantu Promosikan UMKM

Apa yang dipahaminya tersebut, dilihat Megawati dari sosok ayahnya, Soekarno, yang juga seorang insinyur. Sebab insinyur kokoh dalam keilmuannya. Juga melihat praksis sosialnya, serta yang dilihat juga adalah perannya dalam kemajuan bangsa.

Bung Karno, menurut Megawati, adalah sosok yang detail, membumi dan visoner. Seperti setiap ke luar negeri, Presiden RI pertama Bung Karno selalu mendorong terjadinya kerja sama dalam bidang pendidikan. Yakni pengiriman pemuda Indonesia untuk belajar di luar negeri, dalam menguasai ilmu-ilmu dasar, dan ilmu-ilmu Teknik.

PNM Excellence Award Bukti Nyata Apresiasi PNM Untuk Karyawan dan Unit Kerja Terbaik

Untuk hal ini, Ketua Umum PDIP itu punya cerita saat Juni 1956. Ketika itu, Bung Karno ke Jerman. Proklamator RI itu melihat, kemajuan Jerman saat itu bisa terjadi karena para insinyurnya yang begitu berdisiplin di dalam mengembangkan ilmu teknik. 

“Bung Karno menyebut Jerman sebagai Bumi Penemuan. Ada cerita yang menarik. Saat itu ada seorang profesor Jerman ahli metalurgi yang bertemu dengan Bung Karno. Profesor ini mempelajari kandungan logam yang ada di keris. Semua sudah diketahui, namun ketika mau membuat keris seperti yang kita punya, ternyata tidak berhasil. Pertanyaan profesor tersebut ke Bung Karno, apa yang salah? Yang salah adalah karena kamu bukan orang Indonesia,” jelas Megawati.

Cerita lainnya dari Megawati, saat Bung Karno ke Tiongkok pada Oktober 1956. Presiden Soekarno diberi kesempatan beridato di hadapan rakyat Tiongkok. Dia mengatakan, dirinya adalah seorang insinyur yang bertugas membangun gedung dan jembatan. Tapi saat ini yang dibangunnya adalah “Jembatan Persahabatan” dengan bangsa Tiongkok. 

Dari sosok Bung Karno itu, Megawati melihat seorang insinyur punya imajinasi soal masa depan. Maka daya imajinasi itu kemudian muncul di diri Bung Karno sehingga cukup mampu membayangkan bagaimana bangunan Indonesia ke depan.

Jelasnya, fondasi ini berakar kuat ke buminya Indonesia, dan lahir sebagai kristalisasi seluruh falsafah, nilai-nilai, dan hakekat tentang makna dan tujuan berbangsa-bernegara. 

“Fondasi bangunan Indonesia Raya inilah yang dikenal dengan Pancasila,” kata Megawati.

Oleh sebab itu, Megawati menilai insinyur tidak sekedar menguasi matematika dan atau ilmu tentang teknik. Tetapi juga bagimana memahami filsafat, sistem politik, hingga pemahaman tentang rakyat dan bangsanya.

“Belajar dari Bung Karno, menjadi insinyur saja tidak cukup, diperlukan pemahaman terhadap filsafat, sistem politik, sistem ekonomi dan kebudayaan serta pemahaman holistik tentang rakyat, tanah air, dan bangsa,” katanya.

Untuk diketahui, Megawati menerima AFEO Distinguished Honorary Patron, yaitu penghargaan tertinggi dari AFEO untuk Kepala Negara/Kepala Pemerintahan yang telah berjasa besar terhadap profesi keinsinyuran. Penghargaan serupa pernah diberikan ke Presiden Joko Widodo pada 2019.

Penghargaan itu diberikan secara langsung dalam acara pembukaan Conference of the AFEO (CAFEO) Ke-41 di Hotel Westin, Nusa Dua, Bali, Rabu 22 November 2023. Megawati hadir didampingi Sekjen PDI Perjuangan yang juga anggota Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Hasto Kristiyanto.

Hadir juga dari pihak pemerintah Indonesia yakni Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Tampak juga hadir Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono. Lebih dari 1000 orang insinyur anggota AFEO juga hadir, dipimpin Ketuanya Danis Hidayat Sumadilaga bersama Sekjennya Mohd.Khir Bin Muhammad IEM.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya