Anindya Bakrie Hadiri Acara COP28 di Dubai

Momen Anindya Bakrie Temani Presiden Joko Widodo di Stanford
Sumber :
  • Dok

Dubai – Para pemimpin dunia tengah membahas cara menangani perubahan iklim di konferensi tingkat tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Dubai. Pertemuan ini digelar setelah sejumlah cuaca ekstrem terjadi dalam setahun terakhir, ketika banyak permasalahan iklim memecahkan rekor.

Duet Anindya Bakrie dan Erick Thohir Bawa Oxford United Sabet Tiket Playoff

Momen Anindya Bakrie Temani Presiden Joko Widodo di Stanford

Photo :
  • Dok

COP28 merupakan rapat tahunan PBB untuk membahas isu iklim. Tahun ini adalah pertemuan ke-28. Para pemimpin dunia membahas cara membatasi dan mempersiapkan diri untuk perubahan iklim di masa depan.

Komisaris HAM PBB Kecam Perihal Hukum yang Mewajibkan Hijab di Iran

Direktur Utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), Anindya Novyan Bakrie hadir di acara Conference of the Parties 28 (COP 28) yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab. 

Dalam unggahan di akun instagram pribadinya baru-baru bercerita mengenai kegiatan tersebut. Dalam pertemuannya dengan para pemimpin negara, membahas soal carbon emission.

Oxford United Pastikan Tiket ke Partai Playoff Menuju Divisi Championship

“Kita lagi di Dubai COP28. Jadi tadi baru selesai seharian penuh. Acara ini dihadiri oleh banyak sekali pemimpin negara. Bagaimana memastikan bahwa carbon emission tidak membuat iklim lebih dari satu setengah derajat. Melihat dari trajectory bisa lebih, karena itu mesti melakukan hal yang meaningfull atau impacfull,” kata Anindya Bakrie, dikutip VIVA Sabtu, 2 Desember 2023.

Kata Anin, Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang besar. Hal ini akan memiliki peran aktif yang bisa saja membuat emisi nol bersih atau bahkan negatif.

“Di Indonesia sebagai negara yang mempunyai biodiversitas yang besar, mempunyai peran aktif, bahkan siapa tahu bukan saja net zero Indonesia tapi net negatif,” ungkapnya.

Momen Anindya Bakrie Temani Presiden Joko Widodo di Stanford

Photo :
  • Dok

Meski begitu, tetap harus dilakukan seperti hilirisasi untuk membuat bahan baterai. 

“Bukan berarti tanpa pertumbuhan bukan berarti tanpa inklusifitas, bukan berarti tidak berkala, tapi tetap mesti dilakukan dan bahkan bisa ada manfaat buat Indonesia di balik semua ini. Misalnya hilirisasi daripada untuk membuat bahan baterai. Untuk bisnis renewble energy dan industrinya, maupun sampai bagaimana menghargai biodiversitas dari fauna dan flora yang kita punya, sampai juga yang ada di bawah laut kita,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya