Rais Aam PBNU: Barang Siapa yang Menghina Presiden, Dapat Siksa Dunia-Akhirat

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di acara Harlah ke-78 Muslimat NU
Sumber :
  • TVNU

Jakarta – Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengingatkan warga NU dan Badan Otonom NU yang berakidah ahlusunah waljamaah akan selalu menunjukkan sikap tunduk dan taat pada para pemimpinnya. 

Prabowo Tetap Dikawal Satgas Pengamanan Capres Polri hingga H-30 Pelantikan

Hal tersebut sejalan dengan sabda Rasulullah yang mengatakan 'Dengarkan dan taati apa yang diputuskan pimpinan kalian'. Kiai Miftachul Akhyar menerangkan pimpinan yang dimaksud bisa pemimpin organisasi dan pemimpin negara. Mereka termasuk dalam ulil amri yang harus ditaati. 

"Oleh karena itu barang siapa yang memuliakan para pemimpin di dalam segala lapisan, maka Allah akan memuliakannya. Barang siapa yang menghinakan para pemimpin, menghina Presiden, Wakil Presiden, meremehkan semuanya, pemimpin organisasi, Allah akan membalasnya," kata KH Miftachul Akhyar dalam pidatonya di Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK, Jakarta, Sabtu, 20 Januari 2024.

KSAD Tegaskan TNI AD Tegak Lurus Selama Masa Transisi Kepimpinan Presiden Jokowi

Presiden Jokowi menghadiri Harlah ke-78 Muslimat NU di GBK

Photo :
  • TVNU

Pimpinan Pondok Pesantren Miftachus Sunnah itu menegaskan ancaman Allah bagi orang-orang yang menghinakan para pemimpinnya, sebagaimana termaktub dalam Al Quran surat An Nur ayat 19. 

Peran Presiden Salurkan Bansos, Lembaga Kepresidenan Masuk Kajian Revisi UU Pemilu

"Orang-orang yang senang, hobi, untuk menviralkan menyebarluaskan fahisyah, berita-berita yang tidak bagus, berita-berita yang cemar terhadap orang-orang yang telah beriman kepada Allah, apa kata Allah? Mereka akan mendapat siksa, sanksi di dunia dan akhirat, kurang apa? Mau tambahan? Apa mau minta ditambah siksa lagi," tegasnya 

Menurutnya, warga NU yang berakidah ahlussunnah akan menyimpan rahasia saudaranya dan tidak mudah menyebarkan, apalagi tidak valid, tidak disertai tabayun dan klarifikasi langsung. "Ini faham-faham kita sepertinya ini ketularan penyakit kelompok-kelompok beraliran keras," ujar Kiai Miftach

"Saya minta NU dan Banomnya, mari beri ketaatan, karena itu maziyahnya Nahdlatul Ulama, bukan karena pimpinan ini minta ditaati, minta disembah-sembah. Ketaatan itu adalah tanda Anda-anda itu kader NU, kader ahlussunnah waljamaah," sambungnya

Sekalipun, tambah Kiai Miftach, pemimpin adalah seorang budak hitam, tetap wajib ditaati. Pun, manakala keputusan pemimpin tidak mengenakkan, atau dinomorduakan, pemimpin tetap wajib ditaati. "Jangan demo, sabar kata Rasulullah. Tapi di Indonesia ini kita tahu sendiri mana yang layak dihormati nomor 1 atau 2," imbuhnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya