Kemendikbud Turun Tangan Selidiki Dugaan Pelecehan Seksual oleh Rektor Universitas Pancasila

Ilustrasi pelecehan seksual
Sumber :

Jakarta - Rektor Universitas Pancasila, dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena diduga melakukan pelecehan seksual terhadap bawahannya. Dugaan pelecehan itu juga kini sedang diusut oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI. 

USU Raih Peringkat 4 Kampus Riset Terbaik Indonesia Versi Scimago 2024, Ini Kata Rektor

"Berdasarkan laporan masyarakat, kasus tersebut sudah ditangani inspektorat jenderal," ucap Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam kepada wartawan, Minggu, 25 Februari 2024. 

Dikatakan Nizam, pihaknya melakukan tindak lanjut berdasarkan Permendikbudristek tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS). Tindak lanjut ini juga kata Nizam dilakukan bersama dengan stakeholder terkait. 

Gubernur BI Ungkap Tujuan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025-2030

"Kementerian melakukan tindak lanjut sesuai Permendikbudristek tentang PPKS. Biasanya bersama dengan LLDIKTI dan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi," ungkapnya.

Sebelumnya diberitakan, salah satu oknum rektor universitas yang berada di Ibu Kota dilaporkan terkait dugaan pelecehan seksual. Terlapornya adalah rektor berinisial ETH.

Polisi Bongkar Home Industri Narkoba Sintetis di Perumahan Mewah Sentul

Laporan diterima dengan nomor surat tanda penerimaan laporan: STTLP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA dan LP/B/193/I/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA pada 12 Januari 2024.

Korbannya adalah kabag humas dan pentura di universitas tersebut. Korban berinisial RZ. Kuasa hukum korban, Amanda Manthovani mengungkap dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada Februari 2023.

“Pada Februari 2023, terlapor memanggil korban ke ruangan dalam rangka pekerjaan,” ujarnya, Jumat 23 Februari 2024.

Tidak menaruh curiga, lantas korban datang ke ruangan terduga pelaku saat itu. Ketika tengah mendengar arahan, pipi korban diduga dicium terduga pelaku. Sontak Korban kaget dan langsung terdiam. 

Sejurus kemudian, terduga pelaku minta korban meneteskan obat tetes mata. Saat saling berhadapan, terduga pelaku meremas bagian sensitif tubuh korban. Korban lalu keluar ruangan dan mengadu ke atasannya. Tapi, pada 20 Februari 2023, korban malah dapat surat mutasi dan demosi.

Respons Universitas Pancasila

Universitas Pancasila angkat bicara soal adanya laporan polisi terhadap rektor mereka, ETH, terkait dugaan pelecehan seksual. Diketahui korban adalah pegawainya berinisial RZ.

"Iya, kami sudah mendengar mengenai adanya pelaporan tersebut, kami juga mencermati pemberitaan yang muncul di media," kata Kabiro Universitas Pancasila (UP), Putri Langka saat dikonfirmasi, Sabtu 24 Februari 2024.

Terkait adanya laporan tersebut, pihaknya mengaku akan menghormati semua proses hukum yang tengah bergulir. UP tidak mungkin mendahului proses yang sedang berjalan tersebut.

Putri menegaskan, Universitas Pancasila menghormati pihak-pihak yang terlibat dalam laporan tersebut baik pelapor maupun terlapor. Namun, pihaknya tetap berpegang pada asas praduga tak bersalah sampai pada putusan hukum tetap.

Di sisi lain, polisi bakal memanggil ETH salah satu rektor universitas swasta di Jakarta Selatan, yang dilaporkan terkait dugaan pelecehan seksual. Pemanggilan tersebut menindaklanjuti laporan salah satu korban berinisial RZ yang dibuat di Polda Metro Jaya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi mengatakan, pemanggilan dilakukan Senin, 26 Februari 2024.

"Betul (rektor yang diduga melakukan pelecehan dipanggil)," kata Ade, Sabtu, 24 Februari 2024.

Mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan tersebut mengatakan, pihaknya telah menerima laporan yang dibuat korban. Saat ini, laporan itu masih diselidiki. Adapun yang menanganinya adalah Subdirektorat Renakta Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya.

"Ditangani oleh Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya