Edie Toet Tuding Laporan Pelecehan Terhadapnya Bentuk Politisasi Pemilihan Rektor Baru UP

Rektor nonaktif Universitas Pancasila Edie Toet Hendratno (jaket merah)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Jakarta - Rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP), Edie Toet Hendratno (ETH) berdalih kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya adalah bentuk politisasi berkaitan dengan agenda pemilihan rektor UP Maret 2024 mendatang.

Utut Adianto Deg-degan Pidato Perdana di PKS, Sindir PDIP Tak Punya Aturan Pilih Ketua Umum

"Beliau ini rektor yang berprestasi, prestasinya diakui dan kami yakini bahwa tidak akan ada LP yang dilayangkan apabila tidak ada proses pemilihan rektor. Jadi ini kental sekali karena ada pemilihan rektor di bulan Maret ini, ada pelaporan pelaporan sehingga mendiskreditkan klien kami," kata Faizal Hafied selaku kuasa hukum, Kamis 29 Februari 2024.

Demo mahasiswa di kampus Universitas Pancasila di Jakarta Selatan

Photo :
  • VIVA.co.id/Galih Purnama (Depok)
Followers TikToker Gali Loss Melejit Buntut Konten Hewan Ngaji, Polisi: Dia Tak Berpikir Panjang

Dirinya menuding laporan terhadap kliennya adalah bentuk pembunuhan karakter bagi Edie Toet. Faizal menyinggung prestasi Edie Toet yang moncer.

"Ini merupakan juga pembunuhan karakter bagi klien kami yang seharusnya klien kami dengan prestasinya masih bisa melanjutkan untuk proses selanjutnya," ujar dia.

Akun TikTok Disita, Polisi Pastikan Galih Loss Belum Dapat Untung dari Kontennya

Lebih lanjut dia menegaskan kalau kliennya tidak melakukan pelecehan seksual terhadap RZ dan DD. Dirinya meminta RZ dan DD tidak ikut terpolitisasi.

"Mudah-mudahan kami mengimbau untuk yang melaporkan segera sadar, karena ini sudah lama sekali. Dan jangan sampai ini menjadi proses yang sangat politis, berkaitan dengan pemilihan rektor. Seandainya tidak ada pemilihan rektor pada Maret ini, diyakini tidak ada laporan-laporan polisi, terhadap klien kami," kata dia.

Faizal sendiri mengklaim bawa beberapa saat pemeriksaan namun tidak dirinci. Terakhir, Faizal mengaku tak punya hak membeberkan bukti kliennya tidak melakukan pelecehan seksual terhadap RZ dan D.

"Itu kan materi, jadi materi penyidikan kami enggak bisa buka untuk di media. Kita apa yang kita sampaikan sangat jelas namun sayangnya kami tidak punya hak untuk bisa menyampaikan disini. Jadi apa yang ditanyakan kita punya hal-hal yang cukup jelas cukup baik kami sampaikan secara detail tapi saat ini kami belum bisa menyampaikan," ujarnya menyudahi.

Rektor Nonaktif UP jaket merah

Photo :
  • VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Sebelumnya diberitakan, pemeriksaan terhadap rektor nonaktif Universitas Pancasila (UP), Edie Toet Hendratno (ETH), dalam kasus dugaan pelecehan seksual sudah rampung.

Pemeriksaan berjalan singkat, hampir tiga jam lamanya. Usai diperiksa, Edie mengatakan semuanya berjalan lancar. Dia menjalani pemeriksaan tanpa kendala.

"Saya mau menyampaikan terima kasih, anda menunggu lama, kami juga menunggu lama dan alhamdulillah wawancaranya berjalan dengan lancar," ujar dia, Kamis 29 Februari 2024.

Untuk diketahui, polisi hari ini mengagendakan ulang pemeriksaan terhadap rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif, Edie Toet Hendratno (ETH), terkait kasus dugaan pelecehan seksual yang dituduhkan kepadanya.

Menurut kuasa hukumnya, Raden Nanda Setiawan, sesuai rencana kliennya akan menghadiri pemanggilan ulang tersebut. Sejatinya yang bersangkutan dipanggil pada 26 Februari lalu namun minta ditunda karena ada agenda lain.

"InsyaAllah hadir," katanya, Kamis 29 Februari 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya