Kawasan Ekonomi Khusus Jadi Pendorong Industri Manufaktur Indonesia
- istimewa
VIVA Nasional – Sektor industri di Jawa Timur (Jatim) diperkirakan bakal tumbuh pesat. Salah satunya dengan adanya Gresik Special Economic Zone atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE yang berada di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
JIIPE telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Indonesia oleh Presiden Indonesia pada tahun 2021. JIIPE sebagai KEK Indonesia merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang akan menjawab kebutuhan Industri 4.0.
JIIPE menyediakan konektivitas yang unggul dengan transportasi multimoda, pelabuhan laut dalam yang terhubung, utilitas lengkap satu atap, izin lingkungan, dan izin konstruksi cepat. Status Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) akan memberikan tambahan insentif bagi investor. Manfaatnya termasuk pajak penghasilan yang lebih rendah dan pajak bea cukai.
Hadirnya Kawasan Industri dan Pelabuhan terpadu tersebut dipastikan akan menjadi daya tarik bagi investor. Apalagi hadirnya Smelter PT Freeport Indonesia yang dipastikan bakal menciptakan multiplier effect sehingga mendongkrak perekonomian dan penyerapan tenaga kerja.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono optimistis pembangunan pabrik pengolahan hasil tambang (smelter) tersebut mampu mendongkrak perekonomian Jatim. "Dari sisi lapangan pekerjaan, tenaga kerja pembangunan smelter secara kumulatif telah menyerap sekitar 30 ribu orang," katanya beberapa waktu lalu.
Adi menambahkan, secara keseluruhan 99 persen pekerja di smelter tersebut dari Indonesia, dimana 60 persen di antaranya merupakan pekerja dari wilayah Jatim. Sehingga nantinya multiplier effect tersebut tak hanya terkait perusahaan tersebut, tapi berdampak ke sektor lain. Seperti usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), usaha rumahan, logistik, transportasi, hingga properti.
Donny Muchelly, Senior Marketing Manager JIIPE SEZ memenambahkan, “JIIPE SEZ merupakan mega proyek dengan luas 3.000 hektare. 400 hektare untuk Pelabuhan, 1.800 hektare untuk Kawasan Industri dan 800 hektare untuk hunian dan area komersial yaitu AKR Land - Grand Estate Marina (GEM) City,” papar Donny.
“Seperti program pemerintah mengenai hilirisasi industry, lanjut Donny, saat ini yang sudah bisa kita lihat adalah kehadiaran smelter Freeport yang membawa efek bergabungnya perusahaan-perusahaan internasional lainnya seperti PT Hailiang Nova Material Indonesia, PT Xinyi Glass Indonesia dan perusahaan-perusahaan besar lainnya, hal iniakan memberikan multiplier effect ke pertumbuhan ekonomi Jatim.”
Smelter Freeport di KEK Gresik JIIPE menjadi salah satu peluangnya. Industri pemurnian ini dijadwalkan bisa mulai beroperasi pada Mei tahun ini. "Pembangunan smelter yang menghabiskan investasi sebesar Rp 465 triliun ini memiliki kapasitas produksi sebesar 1,7 juta ton anoda atau katoda tembaga per tahun. Sehingga bisa memproduksi tembaga sekitar 3 juta ton per tahun, Jika nasional menargetkan pertumbuhan industri manufaktur mencapai 30 persen di tahun 2045, maka pertumbuhan industri manufaktur Jatim tahun lalu sudah mencapai lebih dari 30 persen. Dan sektor ini berkontribusi besar terhadap PDRB Jatim, mencapai 30 persen lebih juga. Apalagi industri ini termasuk industri yang menjadi fokus utama Pemprov Jatim," imbuhnya.