- Antara/ Eric Ireng
VIVAnews -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta jajaran Tentara Nasional Indonesia untuk mengoptimalkan anggaran yang diberikan pemerintah.
Namun, SBY melarang praktik mark up dalam pengadaan barang di TNI dan Polri.
"Saya ingin anggaran bisa dioptimalkan dan pastikan penggunaannya tepat sasaran. Hentikan praktik-praktik penggelembungan biaya dalam pengadaan alutsista dan nonalutsista," kata SBY saat memberi arahan dan pembekalan dalam Rapim TNI dan Polri di Jakarta, Jumat 21 Januari 2011.
Menurut SBY, anggaran pengadaan peralatan di TNI dan Polri terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Sehingga, dia memberikan peringatan keras kepada TNI dan Polri.
"Apabila ada kasus yang tidak bisa saya toleransi, saya ingatkan sekali lagi hari ini," kata dia.
SBY meminta, TNI dan Polri tetap konsisten dengan rencana-rencana anggaran yang telah dibuat sebelumnya. Dia berharap agar TNI dan Polri tidak terpengaruh dengan pejabat lain dan rekanan dalam pembelian peralatan.
"Konsistenkan rencana. Jangan ada pejabat datang rencananya berubah, ada rekanan rencananya berubah," kata dia. "Anda yang mengendalikan rencana," tambahnya.
Selain itu, SBY juga meminta TNI dan Polri lebih mengutamakan
peralatan yang diproduksi di dalam negeri. "Saya garis bawahi lagi,
yang bisa diproduksi dalam negeri, beli lah dari dalam negeri," kata
dia.
Terakhir, SBY mengatakan akan mengawasi secara ketat penggunaan
anggaran untuk membeli peralatan TNI dan Polri. Supaya penggunaan anggaran tepat sasaran dan bisa memperbarui peralatan yang sudah tertinggal dari negara-negara tetangga.
"Saya akan melihat dari dekat penggunaan anggaran. Peralatan kita tertinggal dari negara lain," kata SBY. (umi)
Bikin Istri dan Pacar Senang, Ini Pilihan Mobil Baru Buat Gaji UMR
Bagi karyawan yang bekerja di Jakarta dengan rata-rata gaji UMR, atau upah minimum regional sebesar Rp5 jutaan, ada beberapa mobil baru yang bisa dibeli dengan kredit....
