Data Rahasia RI Dicuri?

Polisi Korsel Selidiki Sidik Jari di Laptop

Ilustrasi laptop
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Prastowo

VIVAnews -- Siapa tiga orang yang masuk ke kamar delegasi Indonesia masih misterius. Tudingan bahwa mereka adalah agen intelijen Korea Selatan atau National Intelligence Service, dibantah bulat-bulat oleh pemerintah Korea.

Sementara, pihak Indonesia melalui Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan tiga orang itu salah kamar. Tak ada pencurian, apalagi  terkait data rahasia militer.

Bagaimana perkembangan penyelidikan kasus ini di Korea Selatan? Seperti dimuat situs Joongan Daily, Selasa 22 Februari 2011, polisi menyatakan mereka masih melakukan investigasi atas kasus yang membingungkan ini. 

"Kami belum bisa menyatakan, apakah mereka agen NIS, mata-mata, atau pencuri amatir," kata pejabat Kepolisian Namdaemun, Seoul, Seo Beom-gyu.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Rabu 16 Februari 2011, Seo menjelaskan, salah satu staf delegasi Indonesia yang tinggal di kamar 1961,  sebut saja 'A', masuk ke ruangan dan kaget saat menjumpai dua pria dan satu  perempuan di dalam kamar, yang lantas buru-buru kabur.  "A lalu meneliti sekelilingnya dan hanya melihat satu dari dua laptop di  dalam ruangan," kata Seo.

A lalu memanggil petugas hotel untuk menyampaikan keluhan. Lalu,  dua sampai tiga menit kemudian dua pria itu kembali dan  menyerahkan laptop itu. Petugas Lotte menemukan para penyusup mencoba kabur dari hotel. Namun, petugas kebersihan itu tidak mengingat wajah ketiga orang itu. "A mengatakan tiga orang dalam kamarnya berpakaian formal," kata Seo.

Laptop tersebut kemudian diserahkan ke polisi. Namun, kata Seo, pemiliknya lantas memintanya kembali. Ia mengatakan,  tak ada seorang pun yang boleh mengakses informasi di dalamnya.

Saat ini polisi sedang mengidentifikasi sidik jari dari laptop. "Prosesnya  makan waktu seminggu, kami berharap  hasilnya bisa cepat keluar minggu ini," tambah Seo.

Sebelumnya, pemerintah Korea dan NIS membantah bulat-bulat tudingan keterlibatan agen intelijen negara. Namun, jika itu yang terjadi, bahwa mereka adalah agen pemerintah, polisi mengatakan, mereka tak bisa menerapkan hukum.

"Jika benar demikian, tak ada untungnya menghukum mereka. Ini pasti demi kepentingan negara," kata Cho Hyun-oh, komisioner National Police Agency dalam keterangan persnya kemarin.

Sementara menurut Cho Byung-jae, juru bicara Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan, pemerintah Indonesia telah menanyakan, benarkah ada keterlibatan NIS. Meski dalam keterangan persnya kemarin, Menkopolhukam, Djoko Suyanto mengatakan laptop tersebut adalah milik staf Kementerian Perindustrian, dan tak ada data rahasia militer di dalamnya. (umi)

Baca juga: Intel Korsel Mencuri Data Militer Indonesia?

Kemenkominfo Mengadakan Chip In “Periksa Fakta Sederhana”
BMW i5 eDrive40 M Sport

BMW Cetak Sejarah Baru di Indonesia

BMW Indonesia mengumumkan hasil penjualan yang luar biasa untuk kuartal satu 2024 dengan total 775 unit, menunjukkan peningkatan 12 persen dibandingkan periode yang sama

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024