- Antara/ Feri
VIVAnews - Kloter kedua Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang terjerat kasus hukum di Arab Saudi akhirnya tiba di Tanah Air. Mereka berjumlah sebanyak 56 orang. Ditambah jumlah kemarin, total sudah 70 TKI yang bermasalah dengan hukum setempat, dibebaskan dan kembali ke Indonesia.
Meski demikian, 70 orang ini baru sebagian dari keseluruhan 316 TKI yang sedang berperkara maupun sudah dibui di Arab Saudi. Kasus yang menjerat mereka bermacam-ragam--mulai kabur dari majikan sampai terlibat praktik sihir.
"Kami akan kembali bersurat kepada pemerintah Arab Saudi untuk mengembalikan semua. Saya atas nama RI mengucapkan terima kasih kepada Arab Saudi. Semoga hubungan baik ini tetap berlanjut," kata Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar di Terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta, Rabu, 4 Mei 2011.
"Ada indikasi mereka melarikan diri, tidak punya dokumen, perkelahian, asusila, perbuatan sihir, dan pencurian," ujar menteri dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
Semua TKI yang bermasalah hukum itu akan dikembalikan ke Indonesia. Pemerintah Arab Saudi menanggung semua biaya kepulangan mereka. Menurut Patrialis, pemerintah Indonesia akan menindaklanjuti dengan mewawancarai para TKI itu untuk mendalami dan meneliti satu persatu kasus mereka. Patrialis berjanji menyiapkan langkah berikutnya termasuk penyuluhan agar kasus-kasus seperti ini tidak terulang.
Gelombang berikut pemulangan TKI bermasalah akan dikoordinasikan langsung dengan duta besar kedua negara. Patrialis juga menyebut ada kemungkinan memberlakukan moratorium atau penghentian pengiriman TKI ke Arab Saudi, terutama bila ada TKI yang dijerat dengan kasus-kasus sepele.
Meski demikian, ia menilai kebijakan moratorium sulit ditempuh karena TKI yang sukses bekerja di Arab Saudi juga tidak sedikit. "Saya juga bertemu dengan mereka yang mengaku senang bekerja di sana (Arab Saudi)," ujar mantan anggota DPR ini. (kd)
PKS Mengaku Siap Hadapi Koalisi Enam Partai di Pilkada Depok 2024
PKS meraih 250 ribu suara di Pemilu 2024 dan memperoleh 13 kursi.
