VIVAnews - Pemerintah Kota Surabaya siap membeli rumah 'kelahiran' Presiden RI Pertama Soekarno di Jalan Pandean IV/40 Surabaya, Jawa Timur. Meski demikian, rumah ini masih menjadi kontroversi karena keluarga bersikukuh Bapak Proklamator itu lahir di Blitar.
Walikota Surabaya Tri Rismaharini mengaku sudah menemui Choiri, keluarga pemilik rumah. Pemkot siap membeli, jika mereka bersedia menjual dan akan dijadikan museum cagar budaya.
"Saya sudah tugaskan Dinas Pariwisata Kota Surabaya untuk nego harga dengan pemilik. Nantinya rumah kelahiran Bung Karno akan dijadikan museum dan kawasan sejarah," kata Tri Rismaharini. Namun, Risma belum menyebutkan anggaran yang akan dikeluarkan untuk keperluan membeli rumah berukuran 6x14 meter serta berarsitektur Belanda tersebut.
"Masih kami nego. Saya sudah minta Dinas Pariwisata mengalokasikan dana dari Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) Kota Surabaya. Kami juga minati barang-barang aslinya, agar bisa menceritakan bahwa di Surabaya Bapak Proklamator dilahirkan," terangnya.
Sementara Choiri mengatakan, secara prinsip pihaknya tidak keberatan dan siap menjual rumahnya ke Pemkot Surabaya. Terkait harga, ia mengaku masih melakukan perundingan dengan anggota keluarga lainnya. "Terserah keluarga. Secara prinsip kami siap pindah demi kepentingan negara," kata suami Siti Djamilah yang menempati rumah bersejarah tersebut.
Diceritakan, rumah itu milik orang tuanya yang beli dari seseorang. Ditempati sejak tahun 1990 setelah ia menikah dengan Siti Djamilah. Sementara itu, Direktur Utama Surabaya Herritage, Freddy H Istanto mengatakan, jika nantinya rumah kelahiran Soekarno dijadikan museum, maka yang harus diperhatikan adalah sistem pengelolaannya.
"Jangan hanya fisiknya saja yang dibanggakan, tapi pengelolaannya juga penting. Yang juga arus dipikirkan bagaimana mengimplementasikan ajaran Bung Karno," jelas Freddy.
Sebelumnya, cucu Soekarno, Puan Maharani menilai di mana Soekarno lahir tidak perlu jadi polemik. Dia menegaskan sejarah sudah jelas mencatat bahwa Soekarno lahir di Blitar. (eh)
Laporan : Tudji Martudji | Surabaya
Praz Teguh Nilai Wanita dari Mata Kaki, Reaksi Netizen Pro Kontra
Bagi Praz Teguh, ketika melihat seorang wanita ia tidak suka memandangi bagian dada ataupun pinggang yang menunjukkan seberapa seksi tubuh wanita itu. Tapi dari mata kaki
