- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews – Komisi Nasional Perempuan akan menyurati Kerajaan Arab Saudi terkait eksekusi pancung pengadilan Saudi terhadap Tenaga Kerja Indonesia asal Bekasi, Ruyati binti Satubi, yang tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pemerintah Republik Indonesia.
“Komnas akan mengirim surat resmi pada KBRI, Kemenlu, dan Raja Arab Saudi, untuk memulangkan jenazah Ruyati, meminta surat proses pengadilan Ruyati, dan meminta pengampunan bagi sekitar 23 TKI yang terancam bernasib sama dengan Ruyati,” kata Ketua Komnas Perempuan Yuniarti Chuzaifah di Kantor Komnas Perempuan, Jakarta, Senin 27 Juni 2011.
Yuniarti mengatakan, Ruyati dan keluarganya berhak mendapat kebenaran dan keadilan, termasuk mengetahui proses peradilan yang dijalani almarhum sejak dirinya tersangkut kasus hukum sampai menjalani eksekusi. “Keluarga berhak tahu sejauh mana korban mendapat pembelaan,” ujar dia.
Kedutaan Besar Republik Indonesia, lanjut Yuniarti, harusnya wajib memberikan penjelasan kepada publik tentang proses hukum yang berlaku pada setiap TKI yang ditimpa permasalahan hukum. “Jangan biarkan pembantu rumah tangga migran berjuang sendiri di sana,” kata dia.
Sebelumnya, putri Ruyati, Een Nuraini, mengadukan kejanggalan proses hukum Ruyati ke Komnas perempuan. “Kalau memang mau menjalankan hukum Islam dan benar-benar ingin menegakkannya, jangan hanya pembantu yang dihukum pancung. Majikan yang telah sewenang-wenang juga harus dihukum pancung. Itu baru adil,” kata Een.
Een berharap, peristiwa tragis yang menimpa ibunya tak terulang lagi. “Semoga ini yang terakhir. Cukup Ibu saya saja. Masak manusia dipotong seperti binatang. Itu tidak manusiawi, biadab,” ujarnya.
BMW Cetak Sejarah Baru di Indonesia
BMW Indonesia mengumumkan hasil penjualan yang luar biasa untuk kuartal satu 2024 dengan total 775 unit, menunjukkan peningkatan 12 persen dibandingkan periode yang sama
