- VIVAnews/Tri Saputro
VIVAnews - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar mengatakan penghentian sementara pengiriman tenaga kerja Indonesia ke Arab Saudi akan berdampak pada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI). Muhaimin pun menyatakan keprihatinannya.
"Ya, kami juga prihatin, pasti akan berdampak pada penghasilan PTJKI. Apalagi setiap bulan ada 15 ribu calon TKI yang dikirim ke sana," kata Muhaimin saat menghadiri Istighotsah Harlah ke-13 Partai Kebangkitan Bangsa di Jakarta, Jumat 1 Juli 2011.
Namun, kata dia, penghentian pengiriman ini dilakukan demi kebaikan para TKIi. "Tapi, ini merupakan langkah positif agar calon-calon TKI tidak lagi menjadi korban dan nyawanya terancam," kata dia.
Dia meminta PTJKI untuk bersabar sampai ada kesepakatan baru antara pemerintah Indonesia dan Arab Saudi. "Satgas TKI akan bekerja, agar nantinya peristiwa Ruyati tidak lagi terulang," imbuh dia.
Muhaimin juga mengatakan, Kemenakertrans juga telah membuat program untuk mengantisipasi dampak moratorium itu. Kemenakertrans, kata dia, menyiapkan program padat karya dan kewirausahaan di 38 Kabupaten/Kota. "Kami optimalkan program-program itu, supaya tidak ada pengangguran dan tidak perlu jauh-jauh kerja di luar negeri," tegas dia.
Dampak moratorium ini dikhawatirkan oleh banyak PJTKI, khususnya bagi mereka yang selama ini mengirim TKI ke Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah lainnya. Mereka mengeluh terancam bangkrut karena tak bisa mengirim TKI ke Saudi. (art)