- Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku dikritik ketika menghidupkan kembali beberapa program peninggalan mendiang Presiden Soeharto. Program itu antara lain pos pelayanan terpadu atau posyandu, pekan imunisasi nasional, dan keluarga berencana.
“Saya dikritik, seolah-olah menghidupkan sesuatu yang sudah lewat. Tapi saya katakan, saya bertanggung jawab,” kata Yudhoyono ketika bersilaturahmi dengan ibu-ibu dari Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu dan Ria Pembangunan di Istana Negara, 13 Spetember 2011.
Menurut Yudhoyono, sejumlah program era Soeharto terbukti bermanfaat sehingga selayaknya dilanjutkan meski pemerintah telah berganti. “Jangan ketika pemerintahan berganti, lantas semua kebijakan dan program dibuang jauh-jauh,” kata Yudhoyono.
Apabila program positif selalu dihentikan saat pemerintah berganti, kata Yudhoyono, maka Indonesia akan menjadi bangsa yang merugi. “Sebaliknya, ketika program-program itu dijalankan lagi, dan ditambah dengan program yang baru, maka kesehatan masyarakat di seluruh tanah air dapat dikelola lebih baik lagi,” imbuhnya.
“Jadi apa yang telah dilaksanakan oleh pendahulu saya Presiden Megawati, Gus Dur, Habibie, Soeharto, sampai Bung Karno, saya mengatakan, harus terus kita lanjutkan,” ujar Yudhoyono.
Acara silaturahmi tersebut antara lain dihadiri oleh Ibu Negara Ani Yudhoyono, dan istri mantan wakil presiden dan istri mantan menteri era Soeharto sampai Megawati Soekarnoputri. (ren)