- ANTARA/Widodo S. Jusuf
VIVAnews - Presiden World Conference on Relegion for Peace (WCRP), Hasyim Muzadi, mengimbau kepada seluruh masyarakat Ambon agar tidak terjebak dalam tragediĀ konflik yang sama untuk kedua kalinya.
Menurut Hasyim, yang juga Sekjen International Conference of Islamic Conference itu, akar masalah dari kerusuhan di Ambon bukanlah didasari oleh pertikaian agama. "Namun separatisme yang kadang masih terselubung, kadang terang-terangan," kata Hasyim, dalam keterangan yang dikirimkan ke VIVAnews.com, Kamis 15 September 2011.
Hasyim mencontohkan, dalam kerusuhan terdahulu dipicu dari masalah sepele yakni penumpang mobil angkot. Sedangkan kerusuhan kali ini didahului oleh matinya seorang tukang ojek.
Menurut Hasyim, separatisme Republik Maluku Selatan memerlukan konflik lokal yang diatur secara nasional, bahkan internasional. "Cara yang paling murah adalah menciptakan konflik agama yang dipercepat dengan faktor kemiskinan rakyat daripada menggunakan isu yang lain yang lambat dan mahal," jelas mantan Ketua PBNU itu.
Isu konflik agama, lanjut Hasyim, tidak hanya digunakan di Indonesia, tapi juga dilakukan di negara-negara Timur Tengah, Asia Tenggara, dan sebagian Eropa Timur. "Oleh karenanya umat Islam jangan sampai terpancing memberikan ruang ke separatisme ini, karena kalau separatisme berhasil umat Islam justru dihancurkan," ujarnya.
Selain itu, Hasyim juga meminta kepada umat Kristen agarĀ waspada. Karena separatisme ini bukan ajaran agama Kristen. "Namun gerakan politik transnasional yang akan menghancurkan NKRI melalui isu agama," ujarnya.
Menurutnya, jika benar ada orang Islam yang terbunuh, seharusnya cukup diproses hukum saja. Kini, menurut Hasyim, tinggal kesiapan aparat untuk menyikapi separatisme tersebut.
"Kalau aparat lalai sama artinya mendorong separatisme atau memberi keuntungan untuk bisnis bencana. Kalau konflik berjalan dua kali dalam lobang yang sama, alangkah naifnya umat Islam dan umat Kristen sebagai bangsa Indonesia," ujarnya. (Laporan: Arief Ulyanov)