Ketua Demokrat Kutuk Teror Bom di Gereja Solo

Anas Urbaningrum
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, menyesalkan peristiwa ledakan bom di Gereja Betel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Tegal Harjo, Jebres, Solo, Minggu 25 September 2011.

"Apalagi bom itu diledakkan di gereja. Kalau bom meledak di gereja itu bisa sensitif karena itu kita tidak cukup mengutuk, mengatakan itu biadab. Ya jelas itu perbuatan terkutuk dan tak bertanggung jawab," kata Anas usai pembukaan seleksi nasional Tunas Garuda di Ciputat, Tangerang Selatan, Senin 26 September 2011.

Anas berharap pihak keamanan dapat menuntaskan kasus ini dan mengungkap siapa jaringan dari pelaku. "Tentu salah satu yang harus dilakukan adalah koordinasi dan komunikasi yang lebih baik antar aparat keamanan dan intel kita. Dengan begitu seluruh informasi untuk kepentingan antisipasi untuk kepentingan kemungkinan-kemungkinan seperti itu bisa didayagunakan dengan maksimal," ujarnya.

Menurut Anas, jaringan terorisme itu harus diungkap hingga ke akarnya. Sehingga peristiwa ledakan bom tidak terulang kembali. "Ini menunjukkan potensi kekerasan dan terorisme masih ada, jaringannya masih ada. Kalau penanganannya hanya pada saat bom meledak, tidak sampai ke akar-akarnya, itu yang potensial setiap saat ada kasus bom. Oleh karena itu penanganannya harus sampai ke akar-akarnya," ujarnya.

Rupiah Melemah, Sri Mulyani Beberkan Mata Uang Negara-negara G20 Kondisinya Senasib

Kemiskinan

Menurut Anas, aksi terorisme itu salah satunya bisa dilatarbelakangi faktor kemiskinan. Untuk itu, menjadi tugas pemerintah untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran.

"Pesan politiknya yang ingin saya sampaikan pemerintah itu butuh stabil dan konsentrasi kerja keras. Kalau pemerintah makin stabil dan konsentrasi kerja keras mengatasi kemiskinan dan pengangguran berarti lahan bagi munculnya radikalisme itu makin sempit dan kecil. Justru karena itulah pemerintah harus didukung untuk bisa konsentrasi bekerja keras," ujarnya.

Anas menampik bahwa aksi terorisme ini sebagai pengalihan isu dari kasus-kasus korupsi. Menurutnya, aksi kekerasan dan terorisme ini sebenarnya sudah diketahui sumbernya. Namun butuh langkah antisipasi aksi berikutnya.

"Kekerasan dan radikalisme itu sebetulnya sudah diketahui sumbernya apa. Pertama, faktor ajaran dan pemahaman tentang ajaran. Yang kedua, salah satu basisnya adalah kemiskinan. Jadi bagaimana penanganan tentang faktor ajaran dan kemiskinan menjadi titik konsentrasi untuk mengantisipasi munculnya aksi-aksi kekerasan dan terorisme yang akan datang," ujarnya. (ren)

5 Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Indonesia,Tegal Termasuk?
Air Terjun Victoria, Zimbabwe.

Terungkap! Penemuan Rumah Leluhur Umat Manusia Menggemparkan Dunia

Para ilmuwan di Australia memicu perdebatan setelah mengklaim telah menemukan rumah leluhur semua manusia modern.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024