- Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menginstruksikan kepada Panglima TNI untuk bersinergi dengan kepolisian dan aparat intelijen dalam mengantisipasi aksi terorisme.
"Sekali lagi saya instruksikan bisa melakukan upaya pencegahan, deteksi dini, terhadap aksi terorisme," kata Presiden SBY di Mabes Angkatan Darat, Cilangkap, Selasa 5 Oktober 2011.
SBY menegaskan negara tidak boleh kalah dan harus menang dalam mencegah terorisme dan gerakan sparatisme. "Aktifkan komando teritorial TNI," imbuhnya.
Presiden mengakui belakangan ini Indonesia mengalami gangguan keamanan dalam negeri, baik aksi teroris, bentrokan fisik antarmasyarakat, dan kegiatan kelompok kecil sparatis di Papua. "Aksi-aksi tersebut tentu harus kita cegah dan hentikan," ujarnya.
Dia menambahkan, keamanan dan ketertiban memang tanggung jawab negara. Meski demikian TNI harus mencegah terjadimya terorisme dan gerakan sparatis yang mengancam kedaulatan negara. "Tidak ada yang boleh mengancam."
Aksi terorisme terakhir terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh, Solo, Minggu 25 September 2011 pukul 10.55 WIB. Dalam aksi ini, pelaku bom bunuh diri, Ahmad Yosepa Hayat, tewas di tempat kejadian.
Sebanyak 24 jemaat gereja mengalami luka-luka, ringan sampai parah. Ada jemaat yang terkena serpihan bom di otak dan kandung kemih.