Delegasi ITB Perang Dingin di 'Sidang PBB'

Kampus ITB
Sumber :
  • Sigit Zulmunir/VIVAnews

VIVAnews - Delapan mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) akan mengikuti Oxford International Model United Nation (OxiMUN) yang dilaksanakan di Oxford University, Inggris, 28 hingga 30 Oktober 2011 mendatang. OxiMUN merupakan model konferensi PBB yang diikuti 700 mahasiswa dari berbagai kampus di dunia.

Salah satu peserta delegasi ITB untuk model konferensi PBB itu adalah Dara Permata, mahasiswi Teknik Industri angkatan 2008. Dalam model sidang PBB itu, ia terpilih menjadi Joint Crisis Committee (JCC) yang mewakili kepentingan Rusia, yakni berperan sebagai Mahkamah Agung Negeri Beruang Merah itu.

Dara menjelaskan, JCC adalah komite krisis yang dibentuk PBB untuk menangani masalah krusial dan mencari solusi dalam tempo cepat. Seperti, bagaimana mengatasi ancaman perang dunia, perang nuklir, perang dingin dan lain-lain.

“Masalah ini biasanya harus selesai dan diputuskan dalam hitungan hari, bahkan jam,” kata Dara, dalam jumpa pers, Senin 24 Oktober 2011.

Peserta delegasi akan berangkat esok, Selasa 25 Oktober 2011. Tim terdiri dari Ketua Delegasi Dang Dwaya (Teknik Industri-2009), Dara Permata (Teknik Industri-2008), Indah Irdianti (Teknik Industri-2009), Audi Wiratama (Sekolah Bisnis Manajemen-2008), Cut Farah (Teknik Industri-2009), Dalia Aliv (Teknik Industri-2009), Sabrina Metra (Teknik Perminyakan-2008), dan Gama Adam (Teknik Perminyakan-2008).

Dalam konferensi ini, masing-masing delegasi akan dibagi untuk mewakili satu negara. Dan, tim dari ITB terpilih sebagai delegasi yang merepresentasikan Thailand dan Republik Ceko. 

Orangtua Anak yang Tabrakkan Mobil di Mall Jadi Konsumen Chery

Lalu, bagi delegasi yang terpilih menjadi JCC, tidak merepresentasikan negara tetapi sebagai tokoh asal suatu negara misalnya menjadi Ketua MA Rusia. Tugasnya dalam sidang adalah menangani masalah perang dingin antara Amerika Serikat dan Rusia.

“Meski perang dingin telah lalu, OxiMUN menyajikan masalah acaman perang dingin. Ancaman ini nantinya akan diperdebatkan seperti masalah nyata,” ujar Dara.

Topik panas

Lama sidang JCC akan berlangsung selama tiga hari. Sebagai Ketua MA Rusia, dirinya akan berusaha memenangkan kepentingan Rusia dari segi hukum, militer dan kedaulatannya.

Diperkirakan, ia akan berhadapan dengan lawan sengit dari Amerika Serikat. Sedangkan, topik panas yang dibahas adalah seputar senjata pemusnah massal atau nuklir.

Seperti diketahui, sejak Perang Dingin sekitar tahun 1980-an, AS dan Rusia (dulu Uni Soviet) gencar berlomba mengembangkan senjata nuklir dan mengintensifkan kekuatan militernya. Untuk persiapan berdebat, Dara mengaku sudah melakukan riset sejarah terkait Perang Dingin sehingga bisa benar-benar memahami posisinya sebagai negeri komunis terbesar di dunia waktu itu.

“Nanti saya harus ngotot untuk membela kepentingan Rusia,” ujarnya.
 
Meski era Perang Dingin sudah berlalu yang diakhiri dengan kemenangan AS, menurut Dara, topik itu masih relevan hingga kini. Ini terbukti, setiap kebijakan yang diambil AS, khususnya di negara-negara Timur Tengah dan Afrika, Rusia selalu menunjukkan sikap menentang. 

“Di Rusia saat ini sudah berlangsung pemerintahan yang demokratis tetapi masih banyak yang anti AS. Secara geopolitik, Rusia juga dekat dengan China yang merupakan dapurnya dunia, segala produk dibuat di sini. Jadi jika dua negara ini terjadi crash, tentu dampaknya akan buruk bagi dunia,” ungkapnya.
 
Kepala Delegasi dari ITB untuk OxiMUN, Dang Dwaya mengatakan, selain mewakili Thailand dan Republik Ceko, peserta delegasi ITB juga terbagi ke dalam beberapa komite. Seperti JCC, komite Asean, komite special politic, komite human right, komite social humanitarian. Ia berharap, dengan mengikuti model sidang PBB, peserta bisa memahami isu yang terjadi di dunia internasional.

“Kami dan delegasi lainnya akan menghasilkan draft resolusi untuk menjadi opini ketiga bagi PBB,” kata Dang.

Keuntungan lain, peserta delegasi bisa bertukar pikiran dan wawasan dalam bahasa Inggris. Dalam sidang, delegasi dari ITB juga akan mengenakan batik untuk memperkenalkan budaya Indonesia.

“Kita berusaha mengenalkan kultur kita ke dunia internasional,” ujarnya.

(Laporan: Dana Redana | Bandung, umi)

Istri Kena Tuduhan Korupsi, PM Spanyol Bersiap Mengundurkan Diri
Bendera Arab Saudi.

Arab Saudi Kemungkinan Ikut Ajang Miss Universe, Kandidat Lagi Diseleksi Ketat

Arab Saudi kemungkinan akan memiliki perwakilan kontestan Miss Universe pertamanya tahun ini. Kandidat lagi diseleksi ketat.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024