Jadi TKI, Tuti Ingin Cari Rezeki Halal

Rieke Dyah Pitaloka Dengan Keluarga Tuti Tursilawati
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews - Iti Sarniti, ibu tenaga kerja Indonesia Tuti Tursilawati yang sedang diancam hukum pancung, menceritakan alasan putrinya memutuskan menjadi TKI di Arab Saudi karena ingin mendapat hidup yang layak. Iti menyebut Tuti ingin mencari penghidupan yang layak namun dengan cara yang halal.

Bikin Istri dan Pacar Senang, Ini Pilihan Mobil Baru Buat Gaji UMR

"Maunya dia, pengen kerja cari rezeki yang halal. Saya sebagai orang tua otomatis mendukung. Dia mohon doanya aja mudah-mudahan berhasil," kata Iti saat ditemui di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Jumat 11 November 2011.

Tuti memilih mencari pekerjaan di luar negeri atas kemauannya sendiri. Selain itu dia tertarik ketika melihat kesuksesan orang lain yang sama-sama menjadi TKI di Arab Saudi. "Dia ikutan pengen berangkat ke sana," ujarnya.

Film Keajaiban Air Mata Wanita Sajikan Keajaban dan Kehangatan

Menurut perempuan berjilbab ini, keluarga sudah menyarankan untuk tidak mencari kerja di negeri orang. Namun karena keinginan yang sudah terlanjur bulat, Tuti tetep berkukuh dengan keinginannya.

Pertama kali Tuti berangkat ke Arab Saudi pada tahun 2001, sekitar sepuluh tahun yang lalu. Saat itu Tuti masih gadis berusia 17 tahun dan belum menikah. Dua tahun di Arab, dia kemudian pulang untuk menikah, dan dikaruniai seorang anak. Tidak lama kemudian, Tuti berpisah dengan suami dan kembali berangkat merantau ke luar negeri.

Jaga Kaki Tetap Sehat, Ini 5 Tips Pilih Sandal yang Nyaman

Menurut Iti, selama menjadi TKI, Tuti belum pernah sekalipun memberikan hasil kerjanya kepada keluarganya di Indonesia termasuk dirinya. Hal itu karena persoalan yang dia hadapi di tempat kerjanya itu, seperti kekerasan seksual, dan gaji yang tidak dibayar.

"Dari pertama dapat, tiga atau enam bulan langsung ada peristiwa seperti ini. Jadi nggak sempat (mengirim ke kampung). Terus gaji juga nggak dibayar sama majikannya itu. Mau mengirim dari mana kan?"

Iti dan ayah Tuti Warjuki kini berharap pada pemerintah agar putri tunggal mereka tersebut dapat diselamatkan. Sampai saat ini, dia meyakini anaknya itu tidak melakukan tindak kejahatan seperti yang dituduhkan.

"Dia hanya membela diri. Majikannya sudah tua banget, umurnya 77 tahun tapi dia ceriwis, sering melakukan pelecehan seksual, memperkosa. Saking jengkel dia itu (akhirnya membunuh). Wajar kan membela diri. Masa diperlakukan itu harus mau?" kata Iti. (eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya