- REUTERS/Rizal Adi Nugroho
VIVAnews - Runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara rupanya berdampak bagi daerah lain. Warga di hulu Sungai Mahakam kesulitan pasokan pangan dan bahan bakar minyak. Administrator Pelabuhan (Adpel) Samarinda pun memutuskan untuk membuka lagi akses kapal yang hendak melintas di bawah Jembatan Kartanegara.
Namun, akses itu dibuka hanya untuk sementara. Adpel hanya mengizinkan kapal pengangkut bahan pangan dan bahan bakar minyak yang hendak ke hulu. Sementara itu, kapal pengangkut batu bara dan lainnya tetap tidak diperbolehkan lewat di bawah jembatan.
Kepala Operasi Kantor Adpel Samarinda M Yamin mengatakan, meski akses untuk kapal pengangkut bahan pangan dibuka, tetapi pihaknya tak mau sembarangan. Kapal yang hendak melintas mesti membuat surat perjanjian. Ada dua pos disiapkan di dekat jembatan.
Kapal harus singgah di pos tersebut dan membuat perjanjian. Isinya, pemilik kapal tak akan menyalahkan pemerintah jika terjadi sesuatu ketika melintas di bawah jembatan. “Begitu selesai membuat perjanjian, kapal akan dikawal lewat di bawah jembatan,” katanya.
Untuk kapal ponton pengangkut batu bara, Adpel masih belum memberikan izin melintas di bawah jembatan. Sebab, sifatnya belum mendesak. Yamin tak menjelaskan sampai kapan larangan melintas akan diberlakukan. Apalagi, saat ini kemiringan jembatan masih terlihat cukup ekstrem.
“Belum ada perintah untuk membuka akses bagi kapal pengangkut batu bara. Sampai ada pemberitahuan lebih lanjut, larangan itu tetap akan diberlakukan,” kata Yamin. (Laporan: Ikram l Kutai Kartanegara, art)