- Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI)
VIVAnews - Nasib tenaga kerja wanita (TKW) asal Majalengka, Jawa Barat, Tuti Tursilawati, yang divonis mati oleh pengadilan di Arab Saudi belum ada titik terang. Keluarga korban belum memberikan maaf sebagai syarat gugurnya hukum qishas.
"Tentang Tuti, kami sudah berupaya berbagai cara, seperti pendekatan ke tokoh kabilah, ulama atau mantan hakim dan orang berpengaruh di Thaif, tapi belum menggoyahkan hati keluarga untuk memberi maaf," kata Ketua Satgas TKI Maftuh Basyuni kepada VIVAnews.com, Rabu 28 Desember 2011.
Maftuh mengungkpakan, pihaknya sudah berusaha maksimal. Termasuk upaya terakhir dengan menghadirkan mantan presiden RI, BJ Habibie, yang diharap dengan ketokohan dan kedekatannya dengan para pemimpin Arab Saudi, dapat menyelesaikan dengan baik.
Terkait Tuti, tim pemerintah bahkan telah menemui salah satu pangeran paling berpengaruh di Arab Saudi, Al Walid bin Talal Al Saud. Sang Pangeran yang dikenal kaya raya sekaligus bos Kingdom Holding Co.
Al Walid berjanji akan membantu Tuti, saat ditemui di kantornya di Kingdom Emperium, Riyadh, Minggu malam, 26 Desember 2011.
Sementara itu, Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat mengatakan, majikan Tuti sendiri dari keluarga yang keras, yakni suku Ukaibi. Sehingga susah untuk memberikan maaf. "Tuti kasusnya paling berat, berlapis. Dituduh mengambil uang 31 ribu real dan perhiasan seharga Rp320 juta," kata Jumhur.
Data Satgas TKI menyebutkan sebanyak 47 TKI terancam mati. Sebanyak 30 sudah divonis dan 17 lainnya masih tahap investigasi.
Dari 30 kasus, 12 kasus dibatalkan dan dikembalikan pemeriksaan ulang, 7 kasus memperoleh maaf dari pihak keluarga, yakni Hafid, Ahmad Fauzi, Sulaiman, Jamilah, Bayanah, dan Neneng. Tiga kasus tetap dikanakan qishos, yaknu Tuti Tursilawati, Siti Zaenab dan Satinah, dan dua kasus berubah dari qishos ke ta'zir, yakni Aminah dan Darmawati.
Laporan: Muhammad Iyus| Tangerang
Saudi Arabia Permits All Types of Visas to Perform Umrah
Saudi Arabia announced new rules regarding Umrah. This country is allowing holders of various types of visas can perform Umrah.
