- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Kepala Kepolisian Jenderal Timur Pradopo mengatakan bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan di Papua untuk menangani insiden penembakan di Bandara Papua.
Menurutnya jenderal tertinggi di kepolisian itu, tim sudah dibentuk dan telah dilakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). "Semua penyelidikan dilakukan sekarang," kata Timur di Istana Merdeka, Rabu 11 April 2012.
Menurut Timur, target aparat terdekat yakni memulihkan kemanan bandara agar bisa segera kembali beroperasi.
"Kemudian Pemda yang ada di Puncak Jaya berkoordinasi dengan semua petugas keamanan di sana, sehingga diharapkan bandara dapat pulih kembali," katanya.
Olah TKP
Sementara itu, Kepolisian memutuskan untuk melakukan olah TKP ulang di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua. Hal itu dilakukan karena sejauh ini mereka belum menemukan proyektil dan kepastian tentang penembakan pesawat Trigana Air beberapa waktu lalu.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol. M. Taufik mengatakan olah TKP akan dilakukan oleh tim laboratorium forensik dari Polda Sulawesi Selatan dengan didampingi tim labfor Polrestabes Makassar.
Ia berharap, dengan proses ulang itu mereka dapat memprediksikan jarak dan arah, tembakan yang dilakukan, serta jumlah peluru yang menembus badan pesawat. "Itu bisa dipastikan dari hasil tim labfor itu," katanya dalam konfrensi pers di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta, Rabu.
Taufik mengemukakan, mereka masih melakukan pengamanan lokasi yaitu dengan melibatkan Polres Puncak Jaya, pasukan Brigade Mobil dan TNI. Selain itu, upaya-upaya pengejaran juga masih berjalan. "Meski dikatakan kita mengalami kendala, tapi tetap kita lakukan upaya itu," ujarnya.
Terkait kondisi bandara, Taufik mengaku sampai saat ini masih ditutup, karena pembukaannya menunggu kesiapan dari Trigana Air. "Kalau dari pihak Trigana menginformasikan akan membuka kembali kita akan siap memberi penggamanan maksimal," tuturnya. (umi)
KPK Buka-bukaan Nilai Fantastis Proyek Fiktif Korupsi PT Taspen
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) saat ini masih berupaya mengusut soal dugaan korupsi berupa investasi fiktif di PT Taspen.
