Lagi, Tahanan Cebongan Meninggal di Sel yang Diserbu Kopassus

Ambulans membawa korban penembakan di Lapas Cebongan, Sleman, DIY
Sumber :
  • VIVAnews/Daru Waskita
VIVAnews - Seorang tahanan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, ditemukan tewas di selnya. Tahanan itu bernama Jumar (45 tahun) warga asal Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Jumar meninggal di sel menggegerkan itu pada pukul 01.30 WIB Jumat dini hari tadi.
Sirkuit SG 1973 Bersolek, Palangkaraya Siap Gelar UCI MTB Eliminator World Cup 2024 

Jumar yang merupakan terdakwa kasus kecelakaan meninggal di sel A5 Blok Anggrek. Di sel itulah dulu ditahan Dicky Ambon dan tiga preman pembunuh prajurit Kopassus, Serka TNI Heru Santoso. Mereka tewas diberondong oleh sekelompok oknum prajurit Kopassus yang marah atas tewasnya Serka Heru. 
Bobby Nasution Murka, Dishub Medan Langsung Cabut Laporan ke Tukang Martabak

Kepala LP Cebongan B. Sukamto membenarkan hal ini. Namun demikian, dia menegaskan bahwa tahanan tersebut bukanlah saksi mata penyerbuan itu.
Waskita Targetkan 5 Paket Proyek Bendungan Rampung Tahun Ini, Intip Progresnya

"Almarhum merupakan tahanan yang baru masuk pada hari Selasa, 26 Maret 2013, dan bukan saksi mata penyerbuan Lapas," katanya, Jumat, 5 April 2013.

Menurut Sukamto sejak masuk sel tahanan LP Cebongan, Jumar memang sudah menderita gangguan pernapasan (asma). Karena itu, pihaknya telah memberikan perawatan medis. "Kami sudah mengupayakan perawatan dokter, karena sejak masuk Lapas sudah dalam kondisi sakit," ujarnya

Sebelum meninggal dunia, kata Sukamto, Jumar sama sekali tidak minta dibawa ke rumah sakit, sehingga pihak LP menilai dia cukup ditangani dokter.

Insiden penyerangan oleh 11 oknum prajurit Kopassus dari Grup II Kopassus Kandang Menjangan, Kartasura, terjadi Sabtu dini hari tanggal 23 Maret 2013 lalu. Menentang enam pucuk senjata, mereka menerobos masuk ke dalam Lapas dan mengeksekusi kawanan preman itu.

Ketua Tim Investigasi TNI AD Brigadir Jenderal (CPM) Unggul K. Yudhoyono mengatakan para pelaku secara ksatria telah mengakui perbuatan mereka sejak hari pertama penyelidikan, 29 Maret 2013. Unggul menjelaskan penyerangan tersebut merupakan tindakan seketika dan dilatarbelakangi motif ingin membela rekan sesama Kopassus. (kd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya