Sumber :
- ANTARA/Anis Efizudin
VIVAnews
– Mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro, Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso, menyatakan rela mempertaruhkan karir dan jabatannya untuk kesebelas anak buahnya yang terlibat penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Cebongan, Sleman, DIY.
“Saya menaruh hormat, bangga, dan menjunjung tinggi sikap kesatria serta kejujuran prajurit Angkatan Darat saya. Hidup adalah pilihan. Beranilah tentukan pilihan walau nyawa taruhannya. Karir, jabatan, dan nyawa saya berikan untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk soliditas satuan,” kata Hardiono dalam acara pisah-sambut Pangdam IV Diponegoro di Markas Komando Daerah Militer (Makodam) IV Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, Rabu 10 April 2013.
Hardiono mengaku salah karena di awal penyerangan Lapas Cebongan, ia langsung mengatakan anak buahnya tak terlibat. “Pada saat kejadian, saya sedang apel komandan satuan. Jadi saya bisa langsung cek. Tapi itulah yang terjadi. Maka sebagai bentuk tanggung jawab, saya sebagai Pangdam dan komandan garnisun melapor ke KSAD. Waktu itu belum dilakukan penyelidikan, sehingga belum tahu pelakunya siapa,” ujarnya.
Akibat penyerangan ke Lapas yang dilakukan anggotanya itu, Pangdam IV Diponegoro kini diganti dari Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso ke Mayor Jenderal TNI Sunindyo. Sementara 11 Kopassus yang terlibat sedang menjalani proses hukum dan segera diadili di Pengadilan Militer yang akan digelar terbuka. (umi)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Akibat penyerangan ke Lapas yang dilakukan anggotanya itu, Pangdam IV Diponegoro kini diganti dari Mayor Jenderal TNI Hardiono Saroso ke Mayor Jenderal TNI Sunindyo. Sementara 11 Kopassus yang terlibat sedang menjalani proses hukum dan segera diadili di Pengadilan Militer yang akan digelar terbuka. (umi)