Penggerebekan Kedua, Densus Juga Gagal Tangkap Teroris Lampung

Densus 88 menyergap terduga teroris makassar
Sumber :
  • ANTARA/Yusran Uccang
VIVAnews
- Gagal menangkap terduga teroris di Gang Damai No 19 Jalan Ratu Dibalau, Way Kandis, Bandar Lampung, tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menuju sebuah rumah kontrakan yang diduga juga ditinggali para terduga teroris, Jumat 10 Mei 2013.

 

Lokasi kedua ini beralamat di Gang Pulau Sari, Jalan Pulau Raya, Kelurahan Perumnas Way Kandis, Tanjung Seneng, Bandar Lampung. Di lokasi kedua ini, tim Densus 88 yang bersenjata lengkap mendobrak sebuah rumah kontrakan dengan sebuah warung di depannya.

 
Kejutan Indonesia U-23 Bikin Uzbekistan U-23 Ogah Kecolongan

Rumah ini diduga ditempati terduga teroris bernama Solihin, yang juga merupakan jaringan teroris Lampung yang berafiliasi dengan teroris yang lebih dahulu ditangkap di Kendal, Kebumen, dan Bandung.
PKS soal Pertemuan dengan Prabowo: Sudah Dialog Tinggal Diatur Jadwal

 
Potensi Besar Ekspor Seafood RI, Aruna Pede Bidik Pasar Global

Tim Densus 88 bersama dengan Kapolres Bandar Lampung Komisaris Besar Nurochman mendobrak paksa pintu rumah, karena saat itu dalam kondisi terkunci gembok. Mereka kemudian masuk dan melakukan penggeledahan.


Namun, pada penggerebekan kedua ini, Densus 88 juga tidak mendapati pemilik rumah yang diduga didiami Solihin dan istrinya. Tapi polisi berhasil mengamankan puluhan barang bukti berupa buku-buku jihad dan sebuah pelat nomor kendaraan.

 

Pelat nomor kendaraan itu diduga digunakan saat merampok sebuah Bank BRI di kawasan Pringsewu Lampung beberapa waktu lalu. Sekitar Rp400 juta raib saat perampokan tersebut. "Uangnya untuk membiayai aksi jaringan terorisme," kata Kapolresta Bandar Lampung Komisaris Besar Nurochman.

 

Aksi ini sempat menjadi pusat perhatian warga sekitar, karena lokasi penggerebekan kedua berada di sebuah gang sempit padat penduduk. Eka, yang merupakan tetangga terduga teroris mengaku mengenal penghuni rumah itu sebagai tukang sablon di daerah Gedong Tataan, Pesawaran, Lampung. "Tapi mereka juga kurang bersosialisasi dengan kami," kata Eka.(umi)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya