Rektor UII: Siaran Live Terorisme Membahayakan Publik

Lokasi penangkapan terduga teroris di Kampung Batu, Bandung.
Sumber :
VIVAnews -
Catat! Cuma 5 Nomor Ini Dipakai Polda Metro Kirim Surat Tilang Via WA
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta Prof Dr Edy Suandi Hamid menyayangkan aksi kekerasan yang dipertontonkan langsung oleh televisi dalam penggerebekan teroris di sejumlah tempat, dua hari terakhir ini.

Kampus di Tangerang Buka Program Pertukaran Pelajar ke Luar Negeri, Ini Syarat dan Kuotanya

Aksi penggerebekan teroris oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 itu dinilainya sangat membahayakan. Televisi dianggap sengaja membuka ruang kepada warga untuk menonton aksi kekerasan. "Ini penggerebekan teroris atau tayangan
Praktik Calo SIM Masih Ada di Polres Depok, Petugas Juga Minta Rp10 Ribu Buat Biaya Laminating
entertainment ?” tanya Edy, Jumat 10 Mei 2013


Melalui menonton tersebut, anak-anak bisa terpengaruh dalam pembentukan kepribadiannya. Mereka diperlihatkan secara langsung aksi kekerasan bersenjata dari teroris dan polisi. "Ini mendidik sadisme," ujarnya.


Prof Edy menyebutkan, kasus serupa pernah dipertunjukkan pula ketika Densus 88 menggerebek Dr Azahari di Temanggung. Bahkan, sepanjang malam, televisi swasta memutar ulang seolah-olah aparat tengah menembak, melempar gas dan bom ke sasaran di rumah persembunyian Azahari.


Sementara penggerebekan teroris di Cigondewah, Bandung, Selasa lalu cenderung lebih ke
show of war
karena melakukan operasi menembak mati teroris dengan cara menayangkan langsung di televisi. Membuka akses publik ke target sasaran persembunyian teroris, kata dia, bisa menimbulkan risiko bagi masyarakat.


Penyergapan aksi terorisme seharusnya lebih tersetruktur, punya SOP yang jelas dan bisa menghasilkan sasaran optimum serta meminimalisir korban. "Kecuali benar-benar terpaksa,” ujar Edy. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya