- chello.nl
VIVAnews - Sebuah rumah bersejarah di Patangpuluhan, Yogyakarta dijual oleh pemiliknya melalui situs di internet seharga Rp29,49 miliar.
Rumah itu disebut-sebut pernah menjadi tempat tinggal Bung Karno dan Istana Presiden Darurat Soekarno sewaktu agresi militer belanda di Yogyakarta antara tahun 1947-1948.
Politisi senior PDI Perjuangan, Pramono Anung, Selasa 16 Juli 2013, menilai negara kurang memiliki rasa empati terhadap peninggalan sejarah. Seharusnya, pemerintah segera mengambil alih dan menjaga peninggalan bersejarah itu.
"Kita seharusnya belajar, pemerintah daerah di mana pun harus menjaga situs yang dirawat oleh negara," kata Pramono di Gedung DPR, Jakarta.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Ketua DPP PDIP, Sidarto Danusubroto. Kata Sidarto, pemerintah daerah harus memberikan perhatian bagi tempat sejarah.
"Kalau nggak salah Bung Karno tinggal di situ, dia tinggal sama Ibu Fatmawati dan dua anaknya Guntur dan Megawati tinggal di sana selama enam bulan. Mas Guntur dan Mbak Mega lahir di Yogjakarta," kata dia.
Menurut Ketua MPR yang baru dilantik itu, semua peninggalan pendiri bangsa harus dijadikan situs bersejarah dan dijaga dengan baik.
Tanggapan Sri Sultan
Sementara, Gubernur DIY Sri Sultan HB X tidak yakin ada rumah Bung Karno di wilayahnya.
"Saya tidak yakin ada rumah Bung Karno di sana. Bung Karno harusnya tinggal di Istana Gedung Agung, bukan di Patangpuluhan," kata dia.
Menurutnya, ketika ibu kota Negara berada di Yogyakarta, maka presiden tinggal di Gedung Negara.
Sedangkan Ibu Fatmawati dengan Ibu Megawati pernah tinggal di rumah yang tak jauh dari sungai Code, yang kini sudah dihancurkan dan diubah menjadi lapangan tenis oleh Departemen Keuangan.
"Saya tidak yakin kalau Bung Karno tinggal di Patangpuluhan," katanya.
Jika rumah tersebut hanya digunakan untuk tempat singgah, Sultan justru mempertanyakan, berapa kali singgah dan berapa lama Bung Karno singgah di rumah itu.
"Saya tidak yakin Bung Karno punya rumah di Patangpuluhan," kata dia menegaskan. (eh)
Cara Taspen Perkuat Srikandi Jadi Penggerak Finansial
PT Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen) menegaskan komitemnnya terus mengoptimalkan peran Srikandi jadi penggerak finansial.
