Sumber :
- Antara/ Regina Safri
VIVAnews
- Jumat 19 Juli 2013 ini tepat 1.000 harinya Mbah Maridjan menghadap Sang Khalik. Warga Kinahrejo yang berada sekitar 5 kilometer dari puncak Gunung Merapi menggelar doa bersama untuk almarhum Mbah Maridjan yang diangkat oleh Sri Sultan HB IX sebagai jurukunci Gunung Merapi, yang tetap setia menunggu gunung teraktif di dunia itu meletus hingga awan panas menerjang dirinya saat sedang berdoa.
Di lokasi ini pula tetangga Mbah Maridjan juga ikut menjadi korban ganasnya
wedus gembel
(awan panas) yang dimuntahkan dari kawah gunung tak terkecuali juga Redaktur
VIVAnews
Yuniawan (Wawan) dan relawan PMI Bantul Tutur yang ditemukan dalam kondisi meninggal oleh Tim Relawan.
Bertepatan dengan 1.000 harinya Mbah Maridjan warga Kinahrejo menggelar doa bersama untuk almarhum yang kini masih terus menjadi tokoh iklan produk minuman suplemen itu. Pengusaha produk tersebut, Irwan Wijaya, Presiden Direktur PT Sido Muncul, menyempatkan hadir dalam peringatan ini.
Baca Juga :
Kesaksian Warga, Gempa Garut Dirasakan Besar dan Terdengar Rumah Gemeretak dan Kaca Bergetar
Baca Juga :
Aksi Mulia Prajurit Wing Komando I Kopasgat Sentuh Warga Kampung Jatiwaringin Pondok Gede
Asih, putra Almarum Mbah Maridjan, mengaku sangat berterimakasih atas kepercayaan menggunakan sosok ayahnya untuk masih eksis menjadi bintang iklan meski beliau telah wafat. "Kalau melihat iklan itu seakan-akan Bapak kami hadir kembali."
Teringat Wawan
Agus Wiyarto, kerabat dekat Almarhum Mbah Maridjan, yang juga mengantarkan almarhum Redaktur
VIVAnews
almarhum Yuniawan bertemu dengan Mbah Maridjan mengaku pertemuan dengan Wawan merupakan pertama dan terakhir. Agus masih teringat ketika dia memaksa Wawan untuk turun dari rumah Mbah Maridjan agar tidak menjadi korban awan panas.
"Saat itu almarhum tak bersedia turun, namun saya tarik dan naik mobil turun ke bawah. Di saat itu juga almarhum bilang ingin bersama Mbah Maridjan," katanya. "Saya seharusnya di sini," kata Agus menirukan pernyataan Wawan saat itu.
Agus mengatakan perkataan "Saya seharusnya di sini" dan juga keinginan untuk tidur di rumah Mbah Maridjan yang sangat kuat seakan-akan menjadi tanda-tanda almarhum untuk pergi selamanya. "Wawan itu nekat naik lagi dengan Tutur untuk membawa turun Mbah Maridjan turun padahal awan panas sudah turun ke bawah," katanya.
Setelah Wawan dan Tutur naik dengan mobil Suzuki APV AB 3051 DB warna biru laut, beberapa kali dia mencoba untuk menghubungi nomor telepon keduanya usai salat Magrib namun demikian sama sekali tidak ada nada aktif. "Sekitar pukul 19.00 WIB lebih sedikit, saya mendengar kabar bahwa Yuniawan dan Tutur menjadi korban awan panas termasuk Mbah Maridjan," katanya. (eh)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Teringat Wawan