"DPD Itu Mediator, Jangan Jadi Broker Daerah"

Pimpinan DPD Irman Gusman, GKR Hemas dan La Ode Ida
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki
VIVAnews - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), La Ode Ida menekankan fungsi anggota DPD yang baru sebagai representasi dari daerah. Ia mengingatkan anggota DPD RI yang baru jangan sampai terjebak dan memanfaatkan kebijakan untuk kepentingan tertentu.
Mengenal Teknik Transplantasi Rambut, dari FUT hingga DHI

"Datang dari daerah ke pusat harus jadi mediator. Jangan jadi broker proyek daerah di pusat," kata La Ode saat Orientasi I calon anggota terpilih DPD RI periode 2014-2019 di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Sabtu 30 Agustus 2014.
Rian d'Masiv Ungkap Kisah Heroik Penyiar Radio Selamatkan Nyawa Pendengar!

Ia mengatakan, apa yang diingatkannya bukan cerita belaka. Sebab, La Ode mengaku pernah menemukan bukti.
Terpopuler: Xpander Baru Lebih Irit, Mobil Terlaris di Indonesia Rp100 Jutaan

"Saya pernah buka pos mafia anggaran, ternyata ada indikasi broker. Ini bahaya. Perjuangan daerah harus resmi. Jangan datang ke Senayan jadi broker," katanya.

La Ode mengingatkan agar para anggota DPD yang baru mengumpulkan program daerah. Selanjutnya, melakukan mediasi dengan pemerintah pusat untuk kepentingan pembangunan daerah.

Ia mengatakan, fungsi DPD adalah melakukan pemerataan pembangunan. DPD melakukan netralitas kebijakan yang terlalu kental nilai politis ideologi dan populasi wilayah.

"Ini bahaya. Nanti pembangunan hanya di Jawa. Bagaimana Papua, wilayah perbatasan dan daerah yang masih tertinggal," jelasnya.

Ia melanjutkan posisi DPD mempunyai peran penting seperti DPR dan MPR. Posisi strategis itu, kata La Ode, bisa menjadikan DPD mempunyai kemungkinan melakukan penyelewengan dengan kekuatan data daerah yang dimilikinya. 

"Jangan jadi broker dan mafia anggaran. Malu nanti di KPK," tegasnya. (art)
Halim Iskandar usai nyoblos di TPS.

PKB Usung Gus Yusuf Chudori Maju Pilkada Jateng, Halim Iskandar: Bukan Mimpi di Siang Bolong

PKB optimis bisa meraih kemenangan dalam Pilkada 2024. Apalagi pada Pemilu 2024 PKB meraih 20 kursi di Jawa Tengah dari sebelumnya hanya 16 kursi.

img_title
VIVA.co.id
18 Mei 2024