Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
- Hubungan antara Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan sejumlah anggota DPRD Jateng kian memanas. Itu setelah DPRD tak menghadiri acara diskusi bareng yang sengaja dihelat Pemerintah Provinsi Jateng, Senin sore, 1 September 2014.
Kondisi tersebut ditengarai akibat Gubernur menolak datang pada debat terbuka pada Senin pagi. Saat itu, Ganjar beralasan tengah menghadiri sidang paripurna.
Baca Juga :
Anak Buah SYL Dapat Perintah Siapkan Uang 4.000 Dolar Hasil Palak Pejabat Kementan, Untuk Apa?
Ganjar pun berkoar, jika forum yang dibuatnya berjalan, seluruh anggota Dewan dipersilakan menggugat kinerjanya. Ia berdalih telah menyiapkan sejumlah bukti tentang kinerjanya selama setahun, termasuk menepis kritik Dewan yang menganggapnya Gubernur wacana.
"Datanglah, silakan hajar saya, kritik saya, dan saya bawakan data segepok," ujarnya.
Seperti kanak-kanak
Pakar Politik Universitas Diponegoro, Teguh Yuwono, menilai, tidak hadirnya anggota Dewan pada acara tersebut semestinya tidak perlu terjadi. Katanya, jika kondisi saat ini antara DPRD dan Gubernur seperti kanak-kanak.
"Maka, habis ini harus ada forum untuk ditindaklanjuti. Ada berbagai hak Gubernur dengan legislatif, sampaikan saja. Itu hak konstitusional. Jangan justru menunjukkan sikap balas-balasan kayak anak kecil, " ujarnya.
Menurutnya, kinerja Gubernur selama ini didukung data. Maka, kritik yang disampaikan Dewan harus didukung dengan data pula. “Dewan harus mengimbangi Gubernur. Dan segmen harus evaluasi berbasis data dan fakta. Jangan hanya bermain pada tataran legalistik. Pengawalan kontstruktif harus digodok lagi.”
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Datanglah, silakan hajar saya, kritik saya, dan saya bawakan data segepok," ujarnya.