Jaringan Paedofil Internasional Masuk ke Indonesia Sejak 2 Tahun Lalu

Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa
VIVAnews - Komisi Nasional Perlindungan Anak sudah mengendus informasi masuknya ratusan paedofil dari negara tetangga ke Indonesia untuk berwisata seks sejak dua tahun lalu.

Ketua Umum Komnas PA, Arist Merdeka Sirait mengatakan, jaringan paedofil internasional itu sulit dilacak karena sangat sistematis.

"Bisnis seksual anak menjadi bisnis kedua yang terbesar di dunia setelah narkoba," kata Arist kepada VIVAnews, Rabu 17 September 2014.

Selain Indonesia, kata Arist, jaringan paedofil internasional itu juga mendatangi negara-negara tetangga lainnya seperti Thailand, Filipina dan Myanmar.

Gandeng Animator Indonesia, 3 Hal Harus Diketahui dari Film Kingdom of the Planet of the Apes
"Ini bisnis yang menggiurkan. Uang yang masuk pun tidak sedikit, jumlahnya mencapai hingga miliaran. Maka pantas saja akhirnya ditelusuri melalui PPATK," jelasnya.

Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat Soroti Kesehatan Mental Generasi Muda Indonesia
Arist menyebut, berdasarkan penelitian, 82 persen korban wisata seks anak berasal dari keluarga miskin. "Makanya mereka menyasar ke daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Makassar, Medan. Itu sudah lama terjadi, dan pemerintah Indonesia hanya diam saja. Ini sungguh memprihatinkan," ujarnya.

Grup BUMI Borong 9 Penghargaan Terbaik di CSR dan PDB Awards 2024, Langsung Diserahkan Wapres RI
Sebelumnya, Wakil Ketua Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Agus Santoso menyebut, ratusan paedofil dari negara tetangga masuk ke Indonesia di tahun 2014 ini.

"Saya dapat laporan bahwa ada 200 paedofil masuk Indonesia. Kami sudah telusuri ada di mana. Ini semacam wisata bagi mereka (paedofil)," kata Agus Santoso saat berbincang dengan VIVAnews.

dari warga negara asing itu masuk ke Indonesia tahun 2014 secara serentak. Mereka difasilitasi oleh oknum di dalam negeri yang bertindak sebagai event organizer (EO).

Sebagai lembaga intelijen keuangan negara, PPATK diminta kepolisian negara tetangga itu untuk menelusuri aliran dana orang asing yang masuk ke Indonesia melalui oknum yang disebut EO tersebut.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya