Sumber :
VIVAnews
- Psikolog, Tika Bisono, menyayangkan fenomena redupnya lagu anak-anak di belantika musik Indonesia. Menurutnya, hilangnya eksistensi lagu anak berdampak pada prilaku anak-anak, yang akhirnya mengonsumsi lagu dewasa.
"Industri (musik) kita yang patut dipersalahkan, karena merasa lagu anak-anak itu sudah tidak booming lagi seperti di era 90-an," ungkapnya, di kawasan Car Free Day, Jakarta, Minggu 23 November 2014.
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
"Industri (musik) kita yang patut dipersalahkan, karena merasa lagu anak-anak itu sudah tidak booming lagi seperti di era 90-an," ungkapnya, di kawasan Car Free Day, Jakarta, Minggu 23 November 2014.
Tika pun menyesalkan mandeknya distribusi lagu anak yang digerakkannya dalam Ajang Cipta Lagu Anak (Acila), karena dinilai tidak menarik pasar (konsumen).
Dia mengatakan, di tengah lenyapnya lagu anak, justru menjadi peluang untuk hits lagi seperti zaman dulu kala bisa terulang kembali. Sebab, sebenarnya lagu anak masih sangat dibutuhkan saat ini.
"Kita terus kampanye gerakan itu, karena gerakan itu nggak mandang untung ruginya, yang penting kesadaran, yang penting perilaku riil, atau konkret," katanya.
Tika menambahkan, seharusnya Indonesia patut bersyukur dan tetap mengembangkan lagu anak-anak tradisional. Sebab, berdasarkan yang dia ketahui, di luar negeri tidak ada lagu anak yang membawakan lagu tradisional.
"Ketika ditanya, mereka hanya menjawab lagu disney (acuan) untuk lagu anak-anaknya, nggak ada lagu tradisionalnya," ujar dia. (asp)
Halaman Selanjutnya
Tika pun menyesalkan mandeknya distribusi lagu anak yang digerakkannya dalam Ajang Cipta Lagu Anak (Acila), karena dinilai tidak menarik pasar (konsumen).
