Sumber :
- ANTARA/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id
- Putri mendiang Presiden Abdurrahman Wahid, Zanubah Arifah Chafsoh alias Yenny Wahid, mengaku merasa terhina dengan ucapan Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam, Tedjo Edhy Purdijatno.
Menteri bilang, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menghasut masyarakat untuk berdemonstrasi menyusul penangkapan Bambang Widjojanto, Wakil Ketua KPK. Ditambah kalimat bahwa dukungan rakyat kepada KPK sesungguhnya ialah dukungan tak jelas.
Yenny, yang pada Jumat lalu turut berunjuk rasa di halaman kantor KPK, tak terima dengan pernyataan itu. Dia mengaku tak ada yang mengajak atau menyuruhnya datang ke kantor KPK. Dia bahkan meyakini sebagian besar yang berunjuk rasa itu sebelumnya tak saling berkomunikasi tetapi bergerak bersama setelah mengetahui penangkapan Bambang Widjojanto lewat berbagai media massa.
“Kami terhina sekali kalau dibilang kami terhasut atau dihasut,” kata Yenny dihubungi VIVA.co.id pada Minggu, 25 Januari 2015.
“Kami mau bela kebenaran, utamanya orang yang mendukung pemberantasan korupsi. Kalau dia (Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno) bilang begitu, berarti enggak kenal dengan rakyat,” dia menambahkan.
Baca Juga :
KPK Periksa Keponakan Surya Paloh
Saat KPK tak lagi dalam formasi lengkap, ditambah Busyro Muqoddas yang telah berakhir masa jabatannya, menurut Yenny, lembaga itu menjadi lemah. “Ini bukan lagi upaya pelemahan KPK, tapi penghacuran KPK,” ujarnya.
Pernyataan Menteri Tedjo menjadi buah bibir terhangat akhir pekan ini di media sosial. Bahkan, nama Tedjo mendadak mencuat sebagai trending topics di ranah Twitter.
Menteri menuduh para pendukung KPK adalah rakyat tak jelas. “Pernyataan yang menyudutkan tidak boleh. Jangan membakar massa, itu suatu sikap pernyataan yang kekanak-kanakan. Konstitusi yang akan mendukung, bukan dukungan rakyat yang enggak jelas itu. Konstitusi yang akan mendukung,” katanya di Istana Negara, kemarin.
Tedjo menuding KPK telah melakukan provokasi massa sehingga muncul gerakan yang mendukung lembaga antikorupsi itu.
Baca berita lain:
Halaman Selanjutnya
Saat KPK tak lagi dalam formasi lengkap, ditambah Busyro Muqoddas yang telah berakhir masa jabatannya, menurut Yenny, lembaga itu menjadi lemah. “Ini bukan lagi upaya pelemahan KPK, tapi penghacuran KPK,” ujarnya.