Menhan: Anggota TNI Saja Ditembak, Bagaimana Warga Sipil?

Jenazah dua TNI yang tewas ditembak
Sumber :
  • VIVA.co.id / Zulkarnaini Muchtar (Banda Aceh)
VIVA.co.id -
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu meminta peristiwa penembakan terhadap anggota TNI tidak boleh terjadi lagi. Hal ini dikatakan Ryamizard menanggapi penembakan dua personel intel Komando Distrik Militer (Kodim) 0103 Aceh Utara, Provinsi Aceh.


"Itu tidak boleh lagi terjadi ke depan. Kita salahkan juga Kodim (kalau terjadi lagi). Waspada, ya harus. Makanya itu tidak boleh terjadi lagi," ujar Ryamizard, Kamis, 26 Maret 2015.


Mantan Kepala Staf Angkatan Darat itu juga mengimbau kepada seluruh prajurit TNI yang bertugas di daerah rawan agar selalu waspada. Tapi, tidak boleh menakut-nakuti warga yang ada di sana.
Polisi Aceh Gagalkan Pernikahan Anggota Kelompok Din Minimi


TNI dan Polri Bentrok Lagi, DPR: Ini Masalah Kepemimpinan
"Kalau tentara saja sudah begitu, bagaimana dengan warga sipil? Kan menjadi tidak aman. Nanti orang jadi takut beraktivitas," kata Ryamizard.

Usai Bentrok TNI dan Polisi, Pos Polantas Dibakar

Ryamizard juga tidak berharap wilayah Aceh akan kembali menjadi Daerah Operasi Militer (DOM). Oleh karena itu, ia menegaskan semua prajurit TNI mau tidak mau harus tetap waspada.


"Bukan hanya curiga dengan menuduh akibat ulah kelompok tertentu," kata Ryamizard.


Seperti diketahui, dua anggota TNI, Serda Indra dan Sertu Hendrianto, dikabarkan hilang diculik pada 23 Maret lalu. Keduanya ditemukan pada keesokan harinya, Selasa 24 Maret, dalam kondisi tewas mengenaskan di Desa Bate, Lhokseumawe.


Jasad keduanya ditemukan dalam keadaan telungkup dengan tangan terikat ke belakang dan nyaris tanpa pakaian. Korban ditembak dari jarak dekat. Karena belasan selongsong peluru senapan AK-47 dan tiga butir peluru senapan M-16 juga terdapat di sekitar korban. (one)

![vivamore="
Baca Juga
:"]

[/vivamore]

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya