Sumber :
- REUTERS/Romeo Ranoco
VIVA.co.id -
Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) berdemonstrasi di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu, 26 April 2015. Mereka menyuarakan penolakan atas eksekusi mati terhadap terpidana narkoba asal Filipina, Mary Jane Fiesta Veloso.
"Mary Jane telah dijadikan alat sindikat kriminal karena kemiskinan dan kerentanannya," ujar aktivis JBMI, Karsiwen, saat ditemui di Bundaran HI.
Menurutnya, Mary hanyalah korban dari sindikat oknum tertentu. Narkotika jenis heroin yang ditemukan bersamanya seberat 2,6 kilogram sengaja diselipkan ke dalam kopernya dan Marry sama sekali tidak mengetahuinya.
"Eksekusi terhadap Mary Jane malah akan menghambat bagi proses pembebasan 228 WNI dari eksekusi mati," ujar Karsiwen.
Sehingga menurutnya, sebaiknya pemerintah fokus pada pembebasan 228 orang buruh migran asal Indonesia yang terancam eksekusi mati. Fokus terhadap pembebasan WNI di luar negeri dinilai lebih penting untuk menegakkan hak asasi manusi (HAM).
Baca Juga :
Johan Budi Harusnya Tanggapi Laporan Haris Azhar
Mary sudah dipindahkan dari Yogyakarta ke Nusakambangan pada Jumat pagi, 24 April 2015. Dia menempati ruang isolasi di Lapas Besi Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Mary sudah dipindahkan dari Yogyakarta ke Nusakambangan pada Jumat pagi, 24 April 2015. Dia menempati ruang isolasi di Lapas Besi Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.